Kisah Abdullah, Jadi Badut Jalanan untuk Hidupi Nafkah Keluarga
Pulang seminggu sekali, Abdullah (28) rela tidur di emperan toko demi hemat ongkos.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pulang seminggu sekali, Abdullah (28) rela tidur di emperan toko demi hemat ongkos.
Ketika melintas di Jalan Raya Hankam tepatnya di persimpangan Sumir, Pondok Melati Kota Bekasi, Jawa Barat para pengendara sudah tak asing lagi dengan kemacetan yang ada.
Namun, sejak 2 tahun lalu, di tengah kemacetan itu mulai hadir sejumlah badut untuk menghibur para pengendara yang melintas.
Baca: Kisah Guru Honorer Gaji Rp 700 Ribu Sebulan, Malamnya Nyari Uang Tambahan Jadi Badut Hantu
Baca: Bocah 12 Tahun di Bekasi Kabur dengan Pacarnya, Orangtua Lapor Polisi
Satu di antaranya ialah Abdullah.
Ayah tiga anak ini setiap harinya berada di lokasi tersebut dan mengenakan kostum kartun Masha di film Masha and The Bear.
Sambil bergoyang dan melambai kepada setiap pengendara, Abdullah berada di tepi jalan tersebut.
Tampak sesekali ia membuka penutup kepalanya ketika merasa panas.
Sambil menyeka keringatnya, ia tetap tersenyum ketika ada yang berteriak 'badut'.
Sebenarnya Abdullah bukanlah warga sekitar lokasi.
Ia justru merupakan warga Depok, Jawa Barat yang sengaja menjadi badut di lokasi tersebut.
Pada awalnya, lelaki asal Tegal ini mengatakan berprofesi sebagai tukang vermak keliling di tahun 2.000 di kawasan Depok.
Namun, karena ingin mencoba sesuatu yang baru, Abdullah menjual peralatan vermaknya itu untuk mengontrak di kawasan Kalideres dan menjadi penjahit di konveksi.
"Kalau di sini baru 2 tahun, karena sebelumnya sempat jadi tukang vermak dan kerja di konveksi. Dari vermak penghasilan Rp 150 perhari kan dan itu saya jalani sudah 7 tahun," katanya di lokasi, Selasa (26/11/2019).
"Namun karena sudah terlalu lama, saya niat mau cari penghasilan lebih baik lagi dan pergi ke Kalideres," sambung Abdullah.