Cerita Saksi Detik-detik Grace si Bayi Malang Ditelantarkan Orangtuanya di Depan Panti Asuhan
"Yang cowok pakai helm Gojek. Hitam, manis, rambutnya panjang. Ceweknya yang dibonceng juga cakep, putih. Rambutnya lurus," ungkap Lidia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Sejenak, telinganya kembali menangkap deru mesin motor yang tadi lewat di depan warungnya.
Deru yang stabil mengisyaratkan motor itu berhenti dekat warungnya.
Lidia menyangka, mereka kurir Gojek dari atribut helm dan kardus yang mereka boyong.
Mungkin mencari alamat dan berhenti ingin bertanya, pikirnya.
Lidia beringsut ke luar.
Di luar, ia melihat keduanya turun dari motor, sedang dalam posisi hendak meletakkan kardus yang mereka boyong sejak tadi, 10 meter di pinggir jalan, sederetan dengan warungnya.
Melihat ada Lidia menyaksikan mereka, keduanya batal meletakkan kardus dan kembali menaiki motor, putar arah dan melaju ke arah panti asuhan/sekolah lagi.
"Kata saya, ini mau nanya alamat apa bagaimana sih, jadi apa enggak nanya alamat. Eh terus dia menggok (belok) ke kiri," aku Lidia.
Di luar, keadaan masih sepi selepas pemotor itu berlalu.
Lidia kemudian menyambung selang di seberang warung, memunggungi jalan dan warungnya.
Belum tuntas pekerjaan itu ia lakukan, Lidia mendengar suara sayup-sayup, seperti lengkingan.
Beberapa detik ia baru mengenali bahwa suara itu suara tangis bayi. Lidia tersentak.
"Mak, mak, ada bayi!" seru Lidia pagi itu.
Ia langsung lari menghampiri sumber suara.