Asal Usul Nama Glodok, Kawasan Pecinan di Jakarta Barat
Kawasan Glodok di Tamansari, Jakarta Barat, saat ini dikenal dengan nama Pecinan.
Editor: Willem Jonata
Tangga itu dalam bahasa Sunda disebut golodok, sama seperti sebutan untuk tangga biasa. Oleh karena itu, kawasan itu dikenal dengan sebutan Glodok.
Dari mana asal warga keturunan Tionghoa di Glodok? Belum ada catatan sejarah lengkap tentang asal-usul warga China yang datang dan tinggal di Kota Batavia, nama Jakarta saat zaman Kolonial.
Buku Ensiklopedia Jakarta menyebutkan, Glodok merupakan salah satu kampung tertua di Batavia.
Glodok, pada tahun 1740-4an, bahkan bukan termasuk pusat pemerintahan Belanda kala itu. Glodok merupakan kawasan di luar tembok benteng Kota Batavia.
Pada tahun 1740-an terjadi pemberontakan warga China kepada penguasa VOC di Kota Batavia.
Dikutip dari buku Hikayat Jakarta karya Williard Hana, pemberontakan warga China menyebabkan pasukan Belanda membunuh secara kejam dan besar-besaran terhadap 10.000 orang China di Kota Batavia.
Pasukan Belanda dengan kejam membunuh perempuan dan anak-anak, merampok, dan membakar tempat tinggal warga China.
Mereka melakukan pembantaian tersebut atas perintah gubernur jenderal yang memimpin Batavia kala itu.
Selanjutnya, sejak November 1740, penguasa VOC membagi Kota Batavia menjadi beberapa distrik untuk tempat tinggal warga.
Pembagian distrik itu dilakukan untuk mempermudah VOC mengawasi gerak-gerik aktivitas warga.
Penguasa VOC menetapkan Glodok, benteng di luar Batavia, sebagai tempat tinggal para warga etnis China. Kawasan Glodok dipimpin oleh Kapitan China yang bertugas mengawasi aktivitas warga.
Sejak saat itulah, kawasan Glodok berkembang dan dikenal dengan nama pecinan atau daerah tempat tinggal warga China.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menelusuri Arti Nama Glodok, Kawasan Pecinan di Jakarta