Pembobolan ATM Ilham Bintang, Pakar Keamanan Siber Sebut Perlindungan Data Sangat Krusial
Pratama Persadha menyebut saat ini di Indonesia data menjadi persoalan serius, karena perlindungan data masyarakat saat ini sangat krusial.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ayu Miftakhul Husna
"Dari data itu diambil oleh orang-orang yang memiliki pikiran jahat, untuk kasus Ilham Bintang dapat digunakan untuk penipuan," kata Pratama.
Setelah mendapatkan data rekening pribadi milik Ilham Bintang, tersangka mencoba menghubungi Ilham.
Namun, nomor telepon Ilham tidak dapat dihubungi karena Ilham tengah berada di Australia.
"Mungkin awalnya ia ingin menelpon Ilham Bintang dan menipunya," ujarnya.
"Sehingga para tersangka ini berpikir kalau tidak bisa (ditipu) mending diambil saja sekalian (uangnya)," imbuhnya.
Pratama kemudian menyinggung terkait banyaknya sistem di Indonesia yang dapat melakukan verifikasi melalui terpeon seluler.
"Ketika semua sistem menggunakan handphone untuk melakukan otentikasi, pelaku tersebut merencanakan aksi pembobolan menggunakan duplikat nomor Ilham," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, delapan orang ini kemudian melakukan tugasnya masing-masing untuk melancarkan aksi kejahatannya itu dengan membuat duplikat SIM card milik Ilham Bintang.
Namun, para pelaku terlebih dahulu membuat KTP palsu berdasarkan data pribadi Ilham Bintang yang tertera pada SLIK OJK.
Mengingat proses pembuatan SIM card baru itu membutuhkan KTP Ilham.
KTP palsu itu pun dibuat menggunakan foto satu di antara tersangka.
"Akhirnya karena pihak operator tidak melakukan verifikasi dengan benar, SIM Card duplikat itu dikasih ke tersangka," ujar Pratama.
"Begitu di kasih duplikat nomor kan sudah kayak pegang kunci," jelasnya.
"Kita dapat take over akun orang, karena begitu akan melakukan transaksi verifikasi melalui nomor telepon," kata Pratama.