Kisah Dista, Mahasiswa RI di Wuhan: Sebelum Imlek Stok Makanan untuk Dua Minggu
Karena corona itu dilihat tanda-tandanya seperti penyakit biasa, flu, demam, batuk. Karenanya kita dianjurkan menggunakan masker.
Editor: Rachmat Hidayat
Pertamakali tahu ada virus corona ini kapan?
Desember dan beritanya massif di bulan Januari. Saya sebenarnya masih sempat jalan-jalan di Wuhan. Meskipun sudah banyak yang pakai masker. Kami baru tahu virus itu benar-benar ada sehari sebelum lockdowns pada 23 Januari.
Baca: Tes Kepribadian: Gambar Hewan yang Dipilih Ungkap Karakter dan Apa yang Bikin Anda Maju dalam Hidup
Apakah Anda merasa khawatir dengan banyaknya korban?
Awalnya tidak, biasa saja, tenang. Sampai akhirnya tahu yang terkena corona 10.000 orang dan yang meninggal 200 orang baru was-was. Tapi tidak ada keinginan pulang. Karena kami aman di mess dan saling menenangkan. Saya kabari ibu dan bilang saya baik-baik saja supaya tenang.
Bagaimana ketika Anda tahu Wuhan Lockdowns. Artinya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa?
Itu kan semua fasilitas transportasi mati, bandara mati, kereta cepat, kereta lambat, MRT, bus, dan ojek atau taksi online, saya was-was. Karena menyangkut persediaan makanan di mess.
Untung, sebelumnya saya sudah belanja makanan sebelum imlek. Karena biasa kalau imlek kan toko banyak tutup. Saya punya stok makanan satu hingga dua minggu.
Baca: Kalau Dista Sudah Pulang Pasca Observasi di Natuna Saya Ajak Ziarah ke Makam Ayahnya
Baca: Ketua MK Luruskan Pandangan Sejumlah Pihak Terkait RUU Omnibus Law
Makanan apa saja yang Anda beli?
Makanan seperti biasanya. Ayam, sayur, dan lainnya. Tapi yang penting itu cabai. Saya sampai beli 3 kg.
Apa yang Anda lakukan selama lockdowns?
Baca jurnal, main game, ke kamar teman, main game lagi, nonton film. Di sini akses internet sangat bagus.
Yang Anda ketahui tentang pasar hewan yang diduga tempat awal mula munculnya virus corona?
Sebenarnya pasar tersebut jauh dari mess saya. Saya tidak tahu karena belum pernah ke sana, sebenarnya seperti di sini saja. Ada yang makan- makanan ekstrim seperti itu. Tidak banyak juga. Karena Wuhan itu kan kota.
Apakah di sana sulit untuk mencari atau membeli masker?
Di sana kami justru dibagikan masker gratis. Mau minta berapapun dikasih. Karena kalau kami harus ke luar mess, memakai masker hingga double empat.
Baca: VIRAL Menkes Terawan Salahkan Pembeli Masker, Singgung Pendapat Pejabat WHO
Selama observasi di Natuna, apa saja kegiatannya?
Bangun pagi, kami salat subuh. Senam pagi jam 6. Setelah itu sarapan, dan kegiatan bebas, seperti mandi atau mencuci. Jam 9 pagi periksa kesehatan. Jam 12 makan dan salat. Sampai sore kegiatan bebas, lalu olahraga sore. Makan malam habis magrib, setelah itu cek kesehatan lagi dan tidur.
Setelah kumpul bersama keluarga, apa rencana Anda selanjutnya?
Menyelesaikan skripsi, lulus di tahun in. Lanjut kuliah S2. Saya mau ambil beasiswa lagi untuk kuliah di luar negeri.