Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tangerang Selatan Juga Segera Berlakukan PSBB, Sudah Kirim Surat Permintaan ke Menkes

Surat permohonan yang dilayangkan Pemkot Tangsel ke Kementerian Kesehatan belum mendapat jawaban resmi.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Tangerang Selatan Juga Segera Berlakukan PSBB, Sudah Kirim Surat Permintaan ke Menkes
Warta Kota/Andika Panduwinata
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Pemerintah Jawa Barat telah mendapat persetujuan permohonan pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi dari Kementerian Kesehatan, Sabtu, 11 April 2020.

Menyusul tiga wilayah tersebut, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga akan segera menerapkan PSBB di wilayahnya.

Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakanm pihaknya sudah mengajukan surat permohonan PSBB yang telah dilayangkan pihaknya kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia beberapa hari lalu.

"Sudah kita kirim pengajuan surat PSBB ke Menteri Kesehatan," kata Benyamin saat dihubungi pada Sabtu (11/4/2020).

Kendaraan melintas di Gerbang Tol Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (9/4/2020). Operasional ruas tol menuju dan dari Ibu Kota tetap berjalan meskipun adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Tribunnews/Irwan Rismawan
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (9/4/2020). Operasional ruas tol menuju dan dari Ibu Kota tetap berjalan meskipun adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Namun Benyamin menyatakan belum dapat memaparkan lebih jauh tentang rencana PSBB di Tangsel.

Sebab, surat yang dilayangkan ke Kementerian Kesehatan belum mendapat jawaban resmi.

"Belum ada balasan dari Menkes. Pelaksanaan nunggu penetapan dari Menkes," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany berharap permohonan PSBB dapat direalisasikan dengan cepat oleh Kemenkes RI.

Sebab, kebijakan tersebut diungkapkannya berkaitan langsung dalam upaya memerangi virus corona.

Selain itu, Kemenkes RI katanya telah mengizinkan PSBB diberlakukan kawasan DKI Jakarta, sehingga pelaksanaan PSBB di Tangsel bisa berjalan beriringan.

Baca: SBY Bikin Lagu tentang Virus Corona, Bisa Disimak di Link Ini

"Ada tahapannya, dua hari. Jadi kalau kita mengajukan, dua hari Kemenkes baru memberikan jawaban. Belajar dari DKI kan ada administrasinya. Maka kita sudah menyiapkan semuanya," ungkap Airin ditemui di Kantor Wali Kota Tangsel, Ciputat pada Kamis (9/4/2020).

Baca: Kadin Usul Dana Penanganan Corona Rp 1.600 T, Menko Airlangga: Ada Mekanismenya

"Dan DKI sudah pernah (mengajukan permohonan), maka ada kemungkinan kalau bisa dipercepat. Karena ini kan urusan kesehatan," tambahnya.

Baca: Pemberlakuan PSBB di Wilayah Bogor, Depok dan Bekasi Dimulai Rabu atau Kamis

Sebanyak 894 Kasus Virus Corona Ditemukan di Tangsel

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel kembali merilis data penyebaran pandemi virus corona di wilayahnya.

Humas Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel, Irfan Santoso menyampaikan pihaknya telah menemukan sebanyak 894 kasus pandemi virus corona hingga Sabtu (11/4/2020).

Dia mengatakan, kasus-kasus tersebut ditemukan melalui tiga klasifikasi penanganan pandemi virus corona.

Tiga klasifikasi yang dimaksud antara lain Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Pasien Terkonfirmasi Positif.

"Sebanyak 600 ODP, 230 PDP, 64 konfirmasi positif," ungkap Irfan kepada wartawan di Tangsel Tangsel, Minggu (5/4/2020).

Selain itu, Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel turut merinci kasus yang dinyatakan sembuh, masih menjalani perawatan, dan meninggal dunia dari tiga klasifikasi kasus pandemi virus corona.

Untuk pasien sembuh pada klasifikasi ODP terdapat 108 orang, PDP 7 orang, dan 2 pasien sembuh pada kasus konfirmasi.

Sementara pasien yang masih menjalani perawatan medis tercatat berjumlah 244 orang di wilayah Tangsel.

Namun, Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel tak menyebut secara detail rumah sakit temlat merawat pasien corona itu.

"PDP masih dirawat 197 pasien, dan pada kasus konfirmasi terdapat 47 pasien masih dirawat," jelas Irfan.

Sementara itu, terdapat 41 orang dinyatakan meninggal dunia akibat infeksi virus corona dari dua klasifikasi yakni PDP dan kasus konfirmasi.

"Ada 24 orang meninggal dunia diklasifikasi PDP, dan 13 orang meninggal dunia pada klasifikasi kasus terkonfirmasi positif corona," tandasnya.

Pemprov DKI Jakarta mencatat ada 1.903 orang yang dinyatakan positif Virus Corona.

Lalu, 142 orang dinyatakan sembuh, dan yang meninggal dunia ada 164 orang. Angka itu didata petugas sampai Sabtu (11/4/2020) pukul 09.00.

Ketua II Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan, pasien yang masih dirawat di rumah sakit ada 1.152 orang, dan 441 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Kemudian untuk 856 orang masih menunggu hasil laboratorium,” kata Catur berdasarkan keterangan tertulis, Sabtu (11/4/2020) petang.

Catur mengatakan, untuk tenaga kesehatan yang positif terinfeksi Covid-19 ada 174.

Mereka berasal dari 41 rumah sakit, satu klinik, dan empat puskesmas di Jakarta.

Kemudian untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Jakarta ada 2.875 orang, dengan rincian 2.315 orang sudah selesai dipantau, dan 560 orang masih dipantau.

Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 2.373 orang, dengan rincian 1.261 pasien sudah pulang dari perawatan, dan 1.112 pasien masih dirawat.

Hingga kini, kata dia, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan rapid test di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP) terkait Covid-19.

Sampai Jumat 10 April 2020, total ada 35.769 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif COVID-19 sebesar 3 persen.

Rinciannya, 1.065 orang dinyatakan positif COVID-19, dan 34.704 orang dinyatakan negatif.

Catur mengatakan, orang yang menjadi sasaran dan prioritas rapid test adalah yang berisiko tinggi menularkan ataupun tertular Covid-19.

Contohnya, tenaga medis dan orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Kemudian, orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien konfirmasi Covid-19, dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Seperti, seseorang yang mengalami demam di atas 38 derajat celcius atau riwayat demam, gejala gangguan sistem pernapasan seperti flu dan batuk.

Termasuk, orang yang memiliki riwayat perjalanan di area terdampak Covid-19 maupun dari luar negeri.

Catur mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan physical distancing atau jaga jarak.

Misalnya bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, menghindari keramaian, menjaga kebersihan melalui cuci tangan, dan mengunakan masker jika harus keluar rumah.

“Upaya dan langkah-langkah memutus penyebaran Covid-19 ini perlu dilakukan bersama oleh seluruh komponen masyarakat,” jelasnya.

Dia menambahkan, Pemprov DKI melalui Dinas Sosial dan Perumda Pasar Jaya terus mendistribusikan bantuan sosial untuk warga miskin dan rentan miskin terdampak Covid-19 selama kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan.

Pada hari ketiga pelaksanaan, Sabtu (11/4/2020), Pemprov DKI Jakarta mendistribusikan bantuan di Kelurahan Cilincing, Kelurahan Rorotan, dan Kelurahan Pegangsaan Dua.

“Total paket bantuan sosial yang didistribusikan pada hari ketiga yaitu 20.784 paket,” katanya.

Menurutnya, bantuan yang diberikan itu berupa paket komoditas bahan pangan pokok (beras 5 kg 1 karung, sarden 2 kaleng kecil, minyak goreng 0,9 lt 1 pouch, dan biskuit 2 bungkus.

Lalu, masker kain 2 pcs, dan sabun mandi 2 batang.

Paket disiapkan oleh Perumda Pasar Jaya dengan pengemasan yang rapat untuk menjaga agar barang tetap higienis.

Bantuan sosial yang didistribusikan tersebut langsung diantar ke rumah warga, sehingga tidak ada warga yang berkumpul untuk mengambil bantuan.

“Tujuannya untuk meminimalisir potensi penularan Covid-19."

"Program ini berlangsung dua pekan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besara (PSBB) diberlakukan,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Catur mengatasnamakan Pemprov DKI Jakarta turut mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkolaborasi menangani pandemi Covid-19.

Sampai 10 April 2020, terdapat 77 kolaborator yang telah berpartisipasi, dengan rincian 39 kolaborator berasal dari Lembaga Usaha; 19 kolaborator merupakan LSM/OMS, Badan PBB, dan Universitas.

Lalu, 16 kolaborator merupakan perorangan; serta 3 kolaborator merupakan kementerian dan setingkat kementerian.

“Bagi masyarakat yang ingin berkolaborasi, dukungan dapat langsung disampaikan ke Jakarta Development Collaboration Network (JDCN)."

"Melalui Sekretariat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta, Balai Kota, Blok G Lantai 2."

"Atau melalui kanal jdcn.jakarta.go.id dan Chat Center di nomor 081196000196 dan 081196000197," bebernya. (m23/faf)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tunggu Jawaban dari Pemerintah Pusat, PSBB Akan Diterapkan Pemkot Tangsel Dalam Waktu Dekat

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas