Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Larang Mudik, Pemprov DKI Tunggu Arahan Lanjutan Pemerintah Pusat

Syafrin Liputo mengatakan masih menanti arahan lanjutan dari pemerintah pusat soal keputusan larangan mudik yang dicetuskan Presiden Joko Widodo.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Presiden Larang Mudik, Pemprov DKI Tunggu Arahan Lanjutan Pemerintah Pusat
WARTAKOTA/Nur Ichsan
LARANGAN MUDIK - Suasana di Terminal AKAP Kalideres, Jakarta Barat, masih dijumpai warga ibukota yang hendak pulang mudik ke kampung halamannya ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera, Selasa (21/4/2020). Terkait keputusan pemerintah yang akan memberlakukan larangan mudik, membuat sejumlah awak bus merasa keberatan, karena hanya akan membuat mereka menjadi susah karena kehilangan pekerjaan. (WARTAKOTA/Nur Ichsan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan masih menanti arahan lanjutan dari pemerintah pusat soal keputusan larangan mudik yang dicetuskan Presiden Joko Widodo.

Pemprov DKI menunggu terbitnya Keppres ataupun Perpres sebagai aturan turunan terkait mekanisme pelarangan dan implementasinya.

"Kita menunggu arahan lebih lanjut dari pusat karena ini kan keputusan pak presiden tentunya ada keppres. Ada peraturan presidennya, penurunannya seperti apa itu yang kita akan tunggu," kata Syafrin saat dikonfirmasi, Rabu (22/4/2020).

Dijelaskan Syafrin, Pemprov DKI nantinya akan menyesuaikan aturan di Jakarta dengan wilayah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Sebab lingkup Jabodetabek merupakan kesatuan klaster sehingga regulasi larangan mudik harus disamakan.

Penyesuaian itu mulai dari tingkat pemerintah, sampai dengan moda transportasi. Operasional Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), kereta api antar kota, bandar udara hingga pelabuhan kapal di Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta akan disinkronkan.

"Kita akan menyesuaikan. Pelarangan kan otomatis yang dari luar Jabodetabek itu, karena Jabodetabek ini kan satu cluster, tidak boleh keluar, dan dari luar tidak boleh masuk," ungkap dia.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas