Iuran Naik, Ini Alasan Peserta JKN-KIS Asal Cikarang Mengaku Tak Keberatan
Baginya apa yang ia dapatkan dari Program JKN-KIS jauh lebih besar dibandingkan apa yang ia keluarkan setiap bulannya untuk membayar iuran.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, Cikarang – Semakin bertambah tingginya biaya pelayanan kesehatan membuat banyak masyarakat bersungguh-sungguh menjaga kondisi kesehatan agar terhindar dari pengeluaran biaya lebih untuk berobat.
Namun, hal tersebut rupanya masih belum cukup untuk memproteksi diri dari berbagai penyakit.
Kini, sebagian masyarakat mulai mempercayakan diri mereka kepada jaminan kesehatan yang dapat menjamin kesehatannya apabila sewaktu-waktu jatuh sakit.
Dengan adanya sistem jaminan kesehatan di Indonesia melalui Program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, kini banyak masyarakat telah banyak melirik program ini untuk dijadikan sebagai salah satu alat jaminan kesehatan mereka, salah satunya Maman Durachan (31).
Maman menyebut, dengan berbagai manfaat yang diberikan dan jumlah iuran yang ada membuat dirinya tak berpikir dua kali untuk mendaftarkan diri menjadi peserta JKN-KIS.
Namun, melihat kondisi saat ini, dan adanya isu penyesuaian iuran, ia mengaku tidak mempersalahkan hal tersebut.
Baginya apa yang ia dapatkan dari Program JKN-KIS jauh lebih besar dibandingkan apa yang ia keluarkan setiap bulannya untuk membayar iuran.
“Saya tidak masalah mau naik atau mau turun iurannya, karena manfaatnya sangat besar. Apalagi saya punya pengalaman sendiri memakai kartu JKN-KIS untuk membantu persalinan istri saya. Kalau di hitung secara logika biaya lahiran caesar sama perawatan anak pasti biayanya sangat besar. Ini semua berkat gotong royong, jadi saya benar-benar sangat terbantu. Apalagi buat masyarakat golongan menengah ke bawah seperti saya yang sangat terbantu dengan adanya program pemerintah seperti ini,” ujar Maman, Kamis (14/5/2020).
Maman yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri itu mengungkapkan dirinya tidak mendapatkan tindakan yang berbeda dari pihak rumah sakit.
Meskipun ia berobat menggunakan kartu JKN-KIS, ia dan istrinya tetap dilayani dengan baik, dan tidak dipersulit.
“Sama sekali tidak ada kendala baik pelayanan maupun administrasinya. Malah saya dipermudah dan dibantu sama pihak rumah sakit yang membantu istri saya lahiran,” ujar pria yang bekerja sebagai pedagang ini.
Ia pun berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang belum bergabung menjadi salah satu peserta JKN-KIS agar segera bergabung.
Baginya perlu untuk mempersiapkan jaminan kesehatan jauh sebelum sakit, karena sakit tidak ada yang tahu kapan datangnya.
“Pesan saya buat masyarakat Indonesia, khususnya yang ada di daerah cikarang dan sekitarnya, ayo urus kartu JKN-KIS nya karena jaminan kesehatan itu benar-benar sangat terbantu apalagi dalam keadaan situasi pandemi seperti ini. Namanya juga manusia, sakit tidak ada yang tahu. Kalau sakit belum punya kartu JKN-KIS terus bayar pakai bayar pribadi sudah tahu kan betapa besarnya biaya pengobatan,” ujarnya.(*)