Fakta Baru Kasus Gadis di Bawah Umur Digilir 8 Orang: Pelaku Rudapaksa Korban 2 Rangkaian
"Jadi ada 2 rangkaian, pertama 10 April (2020) dilakukan 8 orang, kemudian nyambung lagi 18 April dilakukan oleh 7 orang."
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Warga setempat yang telah mengenal OR dan keluarganya itu turut menanyakan kondisi OR kala berada dilingkungan.
"Pertama enggak tahu saya, ketahuannya sejak bulan puasa kemarin (sehabis peristiwa rudapaksa yang dialami korban)," jelas Kimin.
Usai sepekan berlalu, ia bersma warga setempat mendapat kabar kondisi OR yang memburuk dari sang ayah yang sudah tak lagi tinggal serumah dengannya.
Kimin bersama beberapa tokoh warga setempat pun langsung menuju kediaman OR yang tinggal bersama neneknya di sebuah kontrakan kecil berukuran sekitar 6 x 5 meter.
Informasi pun terungkap kala teman sebayanya dan pengakuan dari sang korban yang tertatih dalam mengucapkannya.
Ia bersama beberapa perwakilan warga setempat pun turut andil mencari para pelaku yang tega berbuat bejat kepada OR.
Menurutnya kala itu warga memutuskan untuk mencari para pemuda pelaku rudapaksa ke Desa Cihuni berkat informasi yang diberikan dari teman dan korban.
Alhasil, ia bersama warga dapat menjalin komunikasi dengan Ketua RT, RW dan tokoh warga setempat.
"Kita datangin ada sekitar 50 warga, lalu ketemu dengan Ketua RT, RW dan lainnya disana terus terjadilah komunikasi," ujarnya.
Keputusan pun diambil mengingat kondisi OR yang semakin memburuk disertai perilaku yang mulai tidak normal.
Kata Kimin, latar belakang OR yang hanya tinggal bersama sang nenek tak sanggup untuk membawanya ke umah sakit untuk mendapati perawatan akibat sakit yang dideritanya itu.
Alih-alih dapat bebas dari perbuatan bejatnya, para pelaku mengirim dua perwakilan ke kediaman OR untuk membuat kesepakatan secara kekeluargaan.
"Enggak ada yang datang, cuman perwakilan dari keluargnya saja, berdua, pria sama ibu-ibu. Mereka datang berjanji untuk menyembuhkan korban dan membiayai pengobatannya," jelasnya.
Pihak keluarga pun lantas memutuskan melarikan OR ke rumah sakit khusus ketergantungan yang bertempat di kawasan Serpong, Tangsel.
Nahas, usai menjalani perawatan selama dua pekan lebih kondisi OR tak juga membaik hingga pihak keluarga memutuskan untuk mencari rumah sakit lain.
"Kita cari yang terbaik ya bawa ke rumah sakit. Di rumah sakit di rawat sampai 15 hari. 15 hari keadaannya enggak membaik malah memburuk di bawa pulang," jelas Kimin.
Setibanya di rumah, keluarga bersama warga kembali memberikan perawatan di rumah sembari mencari rumah sakit baru untu perawatan OR.
Nahas, kondisi OR semakin memburuk kala akan dilarikan kembali ke rumah sakit yang bakal menjadin rujukannya.
"Kondisinya sudah alami stroke di bagian tubuh sebelah kiri sudah enggak bisa aktifitas tidur saja di tempatnya," kata Kimin.
"Nah malam Jumat, pas niat mau dibawa lagi ke rumah sakit rencananya jam 2 siang, sudah enggak ada. Pas ciri-nya itu sudah kelihatan di hari Kamis itu enggak mau diselimutin, di pegang sama warga yang ngerti ini sudah mau meninggal karena kakiknya sudah dingin, bener saja sekitar jam 1 siang meninggal," sambungnya.
Kimin pun mengaku tak ada pihak keluarga yang membuat laporan ke pihak kepolisian setempat.
Namun, kejanggalan meninggalnya OR justru mengundang banyak tanya warga hingga beujung pada pemberitaan di media nasional.
Baca: Dexamethasone Muncul Saat Covid-19 Masih Mewabah, Diklaim Kurangi Risiko Kematian Akibat Corona
Lantas, saat beberapa hari kepergian OR pihak Polsek Pagedangan mendatangi kediaman keluarga dan memintai keterangan sebagai bukti penyelidikan.
"Kejadian beberapa hari, sudah pengajian langsung di panggil ke polsek. Dari pihak sini RT, RW dari orang tua langsung di panggil ke Polsek kasih tahu bahwa gambaran ini diperkosa tujuh orang. Itu Kapolsek Pagedangan yang kasih tahu," tandasnya. (m23)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Kasus Rudapaksa Remaja Putri di Serpong, Ketua RT Beberkan Sosok Korban dan Kronologi Kejadian
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.