Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anaknya yang Masih SMP Terjaring Razia Prostitusi, Seorang Ibu Luapkan Unek-unek di Kantor Satpol PP

STN menjemput putrinya yang terjaring razia oleh Satpol PP Kota Tangerang. Hatinya benar-benar hancur saat tahun anaknya terlibat prostitusi.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Anaknya yang Masih SMP Terjaring Razia Prostitusi, Seorang Ibu Luapkan Unek-unek di Kantor Satpol PP
Businessinsider
Ilustrasi prostitusi 

"Panggil tiga pilar baru kami mau tutup. Saya berkoordinasi dengan camat dan danramil bahkan sama kapolsek"

"Penutupan hanya boleh dilakukan tiga pilar, mana boleh Satpol PP tutup," ujarnya.

Meski demikian, petugas tetap menyegel kedai kopi tersebut dan ketegangan sempat terjadi dapat diredam oleh jajaran Satpol PP dibantu polisi dan TNI.

Dua Gadis Dipaksa Masuk Dunia Prostitusi

Tak semanis janji tante, dua gadis gagal jadi sales properti dan terpaksa jadi kupu-kupu malam di Tangerang Selatan.

Di masa pandemi Covid-19, AR dan WP bukan main senangnya karena dijanjikan kerja di bidang properti.

Malahan, akomodasi mereka disediakan selama kerja berupa mes.

BERITA REKOMENDASI

Janji tinggal janji, keduanya justru menjadi kupu-kupu malam dan wanita panggilan.

Terpaksa menghadapi kenyataan pahit itu, AR dan WP pun hanyut dalam dunia barunya.

Selama lima bulan, kedua wanita malang itu harus meladeni berbagai macam pria hidung belang yang memesan jasanya.

Mereka seperti memasuki dunia prostitusi.

Setiap hari, mereka bisa kencan dengan dua pria sekaligus.


Cerita AR dan WP diungkap oleh Hartina Hajar, Kasi Perlindungan Hak Perempuan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB).

"AR mengaku selama lima bulan. Dia sudah mendapatkan sekitar 20 pelanggan," ucap Hartina kepada TribunJakarta.com, Kamis (1/10/2020).

"Sedangkan WP mendapatkan orderan satu sampai dua orang sehari," ia menambahkan.

Keduanya digaruk oleh Tim Pengawasan dan Pengendalian Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Tangerang Selatan.

Petugas menjaring dua wanita penjaja seks tersebut di salah satu hotel di bilangan Serpong.

Mereka kedapatan tengah menunggu pria hidung belang di kamar hotel.

Tempat kencan singkat tersebut sudah dipesan melalui aplikasi online.

Hartina membenarkan, AR dan WP terbuat janji wanita yang akrab disapa tante.

Mereka dijanjikan bekerja di bidang properti.

"Mereka ditawari kerja di agen properti," ucap Hartina.

"Keduanya disediakan mes di salah satu penginapan di serpong."

"Tetapi mereka tidak dipekerjakan di properti, melainkan sebagai wanita panggilan," imbuhnya.

Hartina tengah mendalami apakah ada unsur TPPO pada kasus AR dan WP.

"Diduga terindikasi terlibat TPPO, dia hanya sebagai korban," ujarnya.

Pelanggan kebanyakan seusia almarhum ayah

Bisnis prostitusi memang menjadi jalan pintas yang menjanjikan karena mudah mendapatkan uang.

Setidaknya itu alasan Dinda. Masih muda, segar dan terawat, ia berani jual mahal dan mematok Rp 1,5 juta kepada pelanggan cinta sekejap.

Sudah dua bulan terakhir ini Dinda terjun dalam bisnis prostitusi di sebuah apartemen di Tangerang.

Selama ini ia menawarkan dirinya via aplikasi pertemanan MiChat.

Dara manis yang mempercantik tubuhnya dengan rajah itu sibuk di akhir pekan karena pelanggannya bisa 5 sampai 8 orang.

"Kalau hari-hari biasa paling banyak 4 tamu," ungkap Dinda yang berusia 19 tahun ini melansir Warta Kota pada Kamis (20/8/2020).

Gadis berdarah Medan ini mengaku hanya sedikit dari mereka yang muda, ganteng, sopan dan baik hati.

"Tarif Rp 1,5 juta setiap kali kencan singkat. Biasanya pakai aplikasi MiChat. Sekali main paling lama juga 15 menit," akunya.

Gadis berparas rupawan ini mengaku tinggal di bilangan Jakarta Barat.

Mulanya, Dinda sebatas administrator melayani transaksi pelanggan via aplikasi media sosial lalu meneruskan ke para wanita penyedia jasa.

Lantaran tergiur mudah mendapatkan rupiah yang menjanjikan, Dinda pun terlibat langsung menerima dan melayani para pelanggan.

Paling apes jika di hari itu sepi tamu yang membookingnya, Dinda masih bisa menyisihkan uang sampai Rp 1 juta untuk ditabung, dan paling banyak Rp 2,5 juta.

"Sesepi-sepinya satu hari bisa nyelengin Rp 1 juta. Paling banyak Rp. 2,5 juta," ujar Dinda.

Untuk mengurangi rasa sakit karena banyak melayani tamu, Dinda tidak jarang mengkonsumsi minuman keras yang biasa ia beli di beberapa toko kedai kopi di Jakarta Barat.

Baginya, pelumas bukan jaminan untuk terhindar dari rasa sakit.

Lagipula, kata Dinda, harus melayani syahwat orang-orang yang bukan kesayangan.

"Apalagi kebanyakan tamu saya seumuran almarhum papa," kata gadis yang kerap mengenakan pakaian seksi ini.

Dinda tidak menampik, pernah menikmati hubungan intim dengan tamu yang ia sukai karena berparas tampan dan sopan.

"Tapi jarang banget orang ganteng, sopan, dan baik. Biasanya mah gitu ya. Mau gimana lagi, namanya juga tamu punya uang, ya mau enggak mau kita wajib layani," akunya.

Tak semua uang penghasilannya dari menjual diri Dinda pakai.

Ia harus menyisihkan sebagian untuk keperluan pengobatan ibunya yang menderita diabetes.

"Buat beli obat mama kena gula. Makanya saya berani terjun kayak gini. Habis, dulu waktu kerja di toko jangankan buat beli obat, buat ongkos sama makan saja sudah kurang," katanya manja.

Selain untuk obat ibunya, Dinda menggunakan sebagian lain untuk perawatan wajah dan kulitnya di klinik kecantikan.

"Kita kerja beginian ya harus tampil cantik. Mau enggak mau saya tiap minggu ke klinik kecantikan. Minimal biar tambah menarik," beber dia.

Ia mengakui butuh biaya besar untuk perawatan.

Sekali mengunjungi klinik kecantikan, Dinda harus merogoh kocek bisa sampai Rp 5 juta.

"Sisa untuk ke klinik sama buat beli obat mama, saya pakai buat kebutuhan makan dan sehari-hari"

"Kalau ada lebihan saya ngajak mama buat sekadar jalan-jalan," papar Dinda.

Dinda satu dari 7 orang penjaja seks online di salah satu apartemen di kawasan Neglasari yang terciduk razia anggota Satpol PP Kota Tangerang pada Kamis dini hari WIB.

Dua orang di antaranya masih di bawah umur dan sudah diserahkan kepada orangtuanya.

Sisanya akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk mendapat pembinaan.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tahu Sang Anak Terlibat Prostitusi, Ibu Ini Syok dan Nyaris Pingsan: Saya Bakal Kirim ke Pesantren, https://wartakota.tribunnews.com/2020/10/04/tahu-sang-anak-terlibat-prostitusi-ibu-ini-syok-dan-nyaris-pingsan-saya-bakal-kirim-ke-pesantren?page=all.
Penulis: Andika Panduwinata
Editor: Panji Baskhara

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas