Transportasi Jakarta Dapat Penghargaan Dunia, Azas Tigor: Bukan Prestasi Anies Semata
Penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 yang diterima DKI Jakarta dinilai merupakan hasil komitmen dan kinerja para gubernur.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 yang diterima DKI Jakarta dinilai merupakan hasil komitmen dan kinerja para gubernur di sejumlah periode.
Diketahui penghargaan STA 2021 didapat Jakarta berkat program integrasi antar moda transportasi publik yang masif dikerjakan selama beberapa tahun terakhir.
Analis kebijakan transportasi, Azas Tigor Nainggolan menyebut penghargaan ini didapat dengan melihat perjalanan pembangunan sistem transportasi yang panjang.
Sehingga, Jakarta memiliki sistem transportasi seperti sekarang ini.
"Kita tahu membangun sebuah sistem transportasi adalah satu proses panjang yang diisi oleh beberapa kebijakan transportasi itu sendiri," ungkap Tigor kepada Tribunnews.com, Minggu (1/11/2020).
Baca juga: 12.572 Penumpang Kereta Api Tiba di Jakarta, Hari Ini Diprediksi Puncak Arus Balik
Menurut Tigor, pembangunan perbaikan sistem transportasi bukanlah sebuah kejadian semalam tetapi membutuhkan waktu panjang.
Bahkan, waktu yang dibutuhkan tidak cukup hanya dengan satu periode kepemimpinan gubernur.
"Artinya jika sekarang Jakarta dinobatkan sebagai kota terbaik komitmen membangun sistem transportasi adalah hasil komitmen dalam proses panjang sebelum periode sekarang ini," ungkapnya.
"Saya memaknai penghargaan tersebut sebagai ajakan melihat prosesnya dan bukan hanya melihat hasilnya seperti sekarang," imbuh Tigor.
Baca juga: Transportasi Jakarta Juara 1 Dunia, Fadjroel Rachman Singgung Jasa Jokowi-Ahok, Beri Ucapan ke Anies
Sejak Era Gubernur Sutiyoso
Menurut Tigor, komitmen perbaikan sistem transportasi di Jakarta dimulai sekira tahun 2003-2004.
"Saat itu ketika Jakarta dengan Gubenur Sutiyoso membangun layanan Transjakarta."
"Gebrakan pembangunan Transjakarta itu menandai modernisasi layanan transportasi publik massal di Jakarta dimulai," ungkapnya.
Selanjutnya, kata Tigor, di bawah Gubernur Fauzi Bowo, Transjakarta dikembangkan sistem jaringan pelayanannya atau sistem integrasi.
Hal ini untuk mempermudah akses bagi warga Jakarta pengguna transportasi publik.
"Gubernur Jakarta Fauzi Bowo juga mulai kebijakan baru manajemen Parkir Mahal agar mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi," ungkapnya.
Baca juga: Pasokan Listrik Jakarta dan Sekitarnya Sempat Terganggu di Akhir Libur Panjang, Apa Penyebabnya?
Sistem tersebut, kata Tigor, terus dikembangkan saat Joko Widodo menjabat DKI 1.
"Pada masa Gubernur Jakarta di bawah Jokowi, mengembangkan lagi sistem integrasi transportasi publik Jakarta dan peremajaan armada transportasi di Jakarta," ungkapnya.
"Termasuk pada masa Gubernur Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan Djarot, Transjakarta melanjutkan pengembangan sistem integrasi layanan dan peremajaan armada transportasi publik," ungkap Tigor.
Selain itu, lanjut Tigor, pada masa Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok, dan Djarot ini dimulai penerapan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi.
"Pengendalian itu dilakukan dengan kebijakan sistem Ganjil Genap mengganti 3 in 1," katanya.
Sebelumnya diketahui Jakarta memenangi Sustainable Transport Award (STA) 2021 berkat program integrasi antar-moda transportasi publik yang ambisius selama beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Libur Panjang, PT KAI Daop 1 Jakarta Berangkatkan Lebih dari 30 Ribu Penumpang
Dilansir Kompas.com, gelar ini merupakan kemenangan Jakarta yang pertama untuk wilayah Asia Tenggara.
Adapun pada tahun 2019, Jakarta mendapat gelar “Honorable Mention” pada ajang yang sama.
Jakarta bersaing dengan kota-kota lain di dunia, seperti Adis Ababa, Bogota, Auckland, Braga, Buenos Aires, Frankfurt, dan Sao Paulo.
Sementara itu kota pemenang STA diumumkan pada konferensi transportasi berkelanjutan internasional, MOBILIZE 2020, yang diselenggarakan pada tanggal 26-30 Oktober 2020 secara virtual.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Hilda B Alexander)