Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dari Segi Polarisasi, Pilpres AS Hampir Mirip Pemilu Indonesia Tahun 2019 kata Tsamara Amany

Tsamara Amany Alatas menilai perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) hampir mirip dengan Pilpres di Indonesia tahun 2019 silam.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Dari Segi Polarisasi, Pilpres AS Hampir Mirip Pemilu Indonesia Tahun 2019 kata Tsamara Amany
tribunnews.com/lusiusgenik
Tsamara Amany 

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PSI, Tsamara Amany Alatas menilai perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) hampir mirip dengan Pilpres di Indonesia tahun 2019 silam.

Kemiripan tersebut dilihat dari adanya polarisasi yang berbasiskan keagamaan dan fanatisme terhadap masing-masing kandidat.

Hal ini diceritakan Tsamara saat wawancara eksklusif bersama Tribun Network di Jakarta, Senin (23/11/2020).

"Dari segi polarisasi (pemilu Amerika) hampir mirip dengan pemilu (Indonesia) 2019. Artinya ada polarisasi yang berbasiskan agama, ada juga polarisasi yang misalnya sangat tajam karena fanatisme terhadap masing-masing kandidat," ucap Tsamara.

Tsamara berbicara tentang kemiripan Pilpres AS dan Pilpres Indonesia 2019 melandaskan pada apa yang dilihatnya secara langsung.

Jelang perhelatan pemilu Amerika, Tsamara berada di New York meneruskan studi S2 jurusan public policy.

Berita Rekomendasi

Jadi dia sempat menyaksikan dan mengikuti hiruk pikuk perpolitikan di negeri Paman Sam jelang pemilihan presiden.

Tsamara menjelaskan, perbedaan antara Pilpres di Amerika dengan di Indonesia terletak pada sistem pemilihan.

"Kalau di kita (Indonesia), siapapun yang memenangkan suara terbanyak akan langsung menang, otomatis terpilih," kata Tsamara.

Sementara di Amerika, persyaratan memenangkan Pilpres berbasis pada perolehan suara elektoral yang diperoleh masing-masing kandidat dari negara-negara bagian yang ada.

Ada sejumlah negara bagian yang menjadi kunci memenangkan Gedung Putih, di antaranya; Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania.

"Bila seorang kandidat memiliki suara terbanyak tapi tidak bisa memenangkan negara-negara bagian yang menjadi kunci, maka kandidat tersebut kalah," kata Tsamara.

"Jadi kita bisa lihat menariknya kemarin dinamikanya," sambung dia.

Selain itu, perbedaan juga terletak pada proses pencoblosan.

Kalau di Amerika, kata Tsamara, ada sistem yang namanya early voting.

Sistem ini memungkinkan seseorang untuk memilih lebih awal melalui surat pos atau datang langsung ke TPS.

Tsamara mengatakan, sistem early voting ini adalah salah satu cara yang dijamin oleh Amerika Serikat.

"Makanya kemarin suara-suara di negara-negara bagian di mana Trump menang kemudian menjadi Biden menang itu karena ada pos-pos masuk gitu. Akhirnya mengubah suara," kata Tsamara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas