Kisah Aisyah, Bocah di Tangsel Hidup Sebatang Kara Setelah Ibunya Wafat Karena Covid-19
Rumah Aisyah yang terletak tepat di samping kediaman Agung Nugroho kini sepi dari aktifitas kesehariannya akibat covid-19.
Editor: Hasanudin Aco
Namun warga tak mempercayai begitu saja hasil rapid test Aisyah, sehingga warga setempat melakukan swab test PCR dengan biaya yang dikumpulkan secara swadaya.
"Aisya langsung di rapid tapi negatif hasilnya. Tapi kita lakukan swab ke Aisyah setelah pemakaman terus hasilnya positif. Setelah itu kita antarkan Aisyah ke Rumah Lawan Covid," katanya.
Diwartakan sebelumnya, awal tahun 2021 menjadi kisah yang menyedihkan bagi anak perempuan berusia 10 tahun bernama Aisyah Alissa.
Dirinya hanya dapat tertunduk lesuh usai kabar duka menghampiri dirinya. Sebab, ia harus bertahan hidup sebatang kara usai sang ibunda yang bernama Rina Darmakusumah (44) meninggal dunia akibat infeksi covid-19 pada Sabtu, 16Januari 2021.
Nahasnya sang ibu meninggal di depan matanya saat sedang berada di kontrakannya yang beralamat di Jalan Bhayangkara Blok E 26, RT 01/18, Benda Baru, Pamulang, Kota Tangsel.
"Ada waktu di rumah mama sakit sesak napas sama batuk sudah dua minggu. Sempat (berobat-red) mama enggak mau dirawat, maunya pulang," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon di RLC Kota Tangsel, Serpong, Selasa (19/1/2021).
Sungguh malang nasib yang menimpa bocah perempuan tersebut. Sebab diketahui, bahwa dirinya hanya hidup berdua dengan sang ibu setelah sang ayah terlebih dahulu meninggal dunia dikala Aisyah masih berusia dua tahun.
Tak mau luput dengan kesedihannya, Aisyah pun terus berjuang melawan penyakit yang menular dan mematikan itu di RLC Kota Tangsel.
Dirinya masuk ke lokasi penanganan khusus pasien infeksi covid-19 itu pada Minggu, dengan rasa duka ia terus melawan penyakit tersebut.
Syukurnya para pasien yang sedang menjalani masa isolasi dan perawatan medisnya memberikan banyak perhatian kepada anak yang hanya sebatang kara itu.
"Baik kondisinya, sekarang senam, di sini banyak yang nemenin sama teman di kamar ada 12 orang," kata Aisyah yang bercinta-cita menjadi dokter gigi itu.
Aisyah mengaku dirinya sempat tinggal satu rumah bersama kakak kandungnya di kawasan Kedoya, Jakarta Barat.
Namun atas dasar alasan yang diketahui, ia bersama sang ibu berpindah rumah ke kawasan Pamulang sekira tahun 2016 yang lalu dengan sistem penyewaan periode per tahun.
Ia pun berharap sesuai dirinya pulang dari RLC dapat berkumpul kembali dengan sang kakak kandung yang bernama Alma.