Tangis Keluarga Pegawai Kafe di Cangkareng Tak Terbendung Saat Datangi RS Polri Kramat Jati
Aksi penembakan terjadi di sebuah kafe di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (25/2/2021) sekitar pukul 04.00 WIB.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isak tangis anggota keluarga korban penembakan oknum anggota Polri di satu kafe kawasan Cengkareng, Jakarta Barat pecah di RS Polri Kramat Jati.
Saat mengurus administrasi di ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, anggota keluarga kedua pegawai kafe tidak bisa membendung tangisnya.
"Meninggal, ditembak," kata satu perempuan anggota keluarga pegawai kafe yang jadi korban saat menghubungi kerabatnya menyampaikan kabar duka di RS Polri Kramat Jati, Kamis (25/2/2021).
Anggota keluarga lain yang hadir tampak berusaha menenangkan tangis perempuan tersebut.
Baca juga: Kafe di Cengkareng Jadi Saksi Bisu Penembakan Pegawai Kafe dan Anggota TNI
Namun duka cita yang merundung tak terelakkan.
Tangis anggota keluarga dua pegawai yang merupakan pria berinisial FST dan MK sudah pecah saat jenazah tiba di RS Polri Kramat Jati pukul 10.00 WIB.
Namun setelah mengecek kondisi jenazah di Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati lalu mengurus keperluan administrasi, tangis anggota keluarga kian kencang.
"Kedua korban (FST dan MK) ini enggak ada hubungan keluarga, hanya rekan kerja," ujar satu anggota keluarga kerabat korban yang enggan menyebut nama.
Selain anggota keluarga, sejumlah pegawai kafe rekan kerja FST dan MK juga datang ke RS Polri Kramat Jati guna menyampaikan duka cita.
Satu pria pegawai kafe lokasi penembakan yang enggan menyebut nama menuturkan kejadian terjadi saat tempat kerjanya dalam keadaan sudah tutup.
"Pas kejadian itu saya sudah pulang, karena kafe sudah tutup. Dapat kabar kalau ada penembakan dan jenazah dibawa ke sini langsung datang," kata pria pegawai kafe.
Tidak hanya pihak keluarga FST dan MK, tangis kerabat dari personel TNI berinisial ST yang jadi korban pun pecah saat mengurus administrasi jenazah.
Tampak seorang perempuan menangis saat memberi keterangan identitas ST kepada petugas administrasi forensik RS Polri Kramat Jati yang bertugas.