Rapat Panelis PCNU Jaktim Rekomendasikan Gus Jazil Calon Ketua PWNU DKI
Pada kesempatan tersebut, para panelis PCNU Jaktim memberikan pandangan kandidat bakal calon Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Timur (Jaktim) menggelar rapat panelis untuk menyeleksi bakal calon Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.
Dalam rapat yang digelar pada Senin (29/3/2021) malam pukul 19.50 WIB di Pondok Pesantren Al Hamid Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, nama Wakil MPR RI Dr KH Jazilul Fawaid SQ MA meraih suara terbanyak dalam voting tertutup.
Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid- meraih lima suara sementara dua nama lain yakni KH Dr Samsul Ma'arif MA mendapatkan dua suara, dan Sekda DKI Marullah Matali Lc MA juga mendapatkan dua suara.
"Dengan demikian, Dr KH Jazilul Fawaid SQ MA yang akan direkomendasikan sebagai calon Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta oleh PCNU Jaktim pada Konferensi Wilayah XX PWNU DKI Jakarta," ujar Wakil Ketua PCNU Jaktim H Amirudin dalam keterangannya.
Baca juga: PBNU Kecam Aksi Bom di Gereja Katedral Makassar
Pada kesempatan tersebut, para panelis PCNU Jaktim memberikan pandangan kandidat bakal calon Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta.
Amir mengatakan setelah memberikan pandangan para panelis menentukan pilihan bakal calon Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta pada Konferensi Wilayah XX PWNU DKI Jakarta mendatang dengan cara voting tertutup.
Menurut dia, para panelis menentukan dengan objektif saling beradu argumen.
"Karena terlihat keras maka penentuan bakal calon Ketua PWNU DKI Jakarta para panelis memasukan nama para kandidat ke sebuah amplop putih yang satu sama lainnya tidak mengetahui pilihannya," kata Amir.
Hasil voting tertutup dikumpulkan, kemudian diberikan kepada Ketua PCNU Jaktim Gus Azaz Rulyaqien untuk dihitung.
“Perhitungan dimulai ditulis di whiteboard supaya para panelis mengetahui hasil pilihan,” tutur Amir.
Panelis lain, Wakil Ketua PCNU Jaktim Dwi Sugiarto mengatakan, pembentukan tim panelis adalah budaya baru untuk menentukan keputusan strategis yang bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan.
“Hal ini juga mengurangi adanya salah paham di antara pengurus, yang mana keputusan diambil berdasarkan hearing langsung dari para bakal calon yang hadir langsung dihadapan para panelis, sehingga pemahaman langsung masing-masing lebih rasional,” ucap Dwi Sugiarto.
Pertimbangan lainnya, kata Dwi, berdasarkan pengalaman yang ada, NU membutuhkan pengurus yang siap berkhitmah secara maksimal untuk mengakomodir semua unsur NU kultural dan struktural.
Sementara itu, Ketua PCNU Jaktim Gus Azaz Rulyaqien mengungkapkan adanya panelis untuk membuka ruang diskusi dengan para calon ketua PWNU DKI Jakarta.