Modus Sopir Travel Gelap di Tengah Pelarangan Mudik, Menunggu Kelengahan Petugas di Pos Penyekatan
Beberapa daerah yang menjadi tujuan dari penyedia layanan transportasi gelap ini yakni antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Lampung
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Adita juga mengungkapkan, adanya larangan mudik ini sebagai upaya dalam menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Hal ini karena kegiatan mudik memiliki potensi penularan Covid-19 di tujuan pemudik.
Baca juga: Satgas Ingatkan Tidak Mudik adalah Cara Terbaik Melindungi Keluarga dalam Masa Pandemi Covid-19
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono mengatakan akan menyita kendaraan yang dipakai menyelundupkan pemudik ke berbagai kota-kota tujuan di Jawa dan Sumatera.
"Sudah saya identifikasi semuanya akan saya tindak secara tegas bila melakukan pelanggaran. Sanksinya jelas ditilang. Bila perlu ditahan sampai nanti selesai lebaran," kata Istiono.
Korlantas sejak 22 April 2021 telah memberlakukan pengetatan mudik melalui Kegiatan Kepolisian Yang Ditingkatkan (KKYD).
Kemudian pada 6-17 Mei 2021 baru digelar operasi terkait pelarangan mudik. Pengetatan mudik akan kembali diberlakukan pada 18-28 Mei 2021.
Serangkaian operasi dilakukan demi menekan penyebaran Covid-19 selama momen libur lebaran.
"Pengendalian transportasi kita kendalikan semuanya, dan mobilitas di lapangan kita kendalikan bersama-sama. Terpenting adalah kesadaran masyarakat juga ikut untuk mengurangi perjalanan, mengurangi mobilitas untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini," ujarnya.
Jalur Tikus
Seorang sopir travel gelap, yang minta nama sebenarnya tidak dipublikasi, sebut saja Mamat (39) sempat menceritakan bagaimana dia mengantar para pemudik hingga ke kota tujuan.
Mamat biasanya melalui jalur tikus atau menunggu lengah petugas di pos penyekatan.
"Ya pokoknya kita cari celahnya, lewat jalur yang enggak banyak dilewatin, atau jalur tikus. Kita juga harus hapal jamnya petugas jaga, kita cari lengahnya," kata dia.
Ia pun mencontohkan untuk menuju ke Cilacap, Jawa Tengah misalnya. Pada pengalaman lebaran tahun lalu dirinya menjemput warga yang hendak mudik hingga depan rumahnya.
Hanya dengan membayar Rp 350 ribu pemudik senang dan makin menjadi favorit angkutan travel gelap tersebut.
"Misal ada yang berangkat dari Bekasi, ya kita jemput depan rumah, biasanya malam jelang pagi," ujarnya.(Tribun Network/den/igm/har/ris/wly)