Monyet Bersarang di SDN 1 Desa Cikareo, Kepala Sekolah Jengkel, Takut Muridnya Digigit
Kepala SDN 1 Desa Cikareo Supendi ceritakan bagaimana fasilitas sekolah rusak karena ulah monyet liar, ia takut anak didiknya digigit monyet.
Penulis: Theresia Felisiani
Selain mencoba keberuntungan menangkap, BPBD berjaga-jaga jangan sampai ada warga yang terluka dari serangan monyet.
"Paling anak-anak petugas BPBD ke lokasi memantau dan mengusir saja. Jangan sampai ada korban jiwa akibat gigitan monyet liar itu," kata Kosrudin.
Baca juga: Setelah Kerumunan Pasar Tanah Abang, Muncul Kerumunan Konser Musik di Pasar Minggu
Dirinya menjelaskan, soal monyet liar perlunya adanta koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Banten.
"Seharusnya kalau soal binatang liar ini ada dari BKSDA Provinsi Banten, camat dan aparat desa harusnya sudah koordinasi minta bantuan ke BKSDA supaya bisa evakuasi monyet," ujar Kosrudin.
Diduga Monyet Liar Berasal dari Makam Kramat
Kepala SDN 1 Desa Cikareo Supendi menduga, monyet liar itu berasal dari wisata religi Makam Kramat Solear.
Mereka keluar dari tempat itu hinggap ke rumah warga dan sekolah.
"Monyet liar tersebut awal pertama kali itu sejak tahun 2019 ke pohon-pohon bambu dekat rumah warga. Mereka dari kramat Solear tapi mereka sempat pergi dan akhirnya balik lagi ke sini," jelas Supendi.
Menurut warga sekitar, monyet tersebut keluar dari habitatnya karena kekurangan pakan.
Apalagi jumlah mereka kini semakin banyak.
"Monyet itu berkeliaran keluar dari tempat wisata religi itu karena perut kosong," tutup Supendi. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)