DKI Jakarta Dapat Nilai E dari Kemenkes, di Bogor Jokowi Panggil Seluruh Kepala Daerah di Jawa Barat
Wagub DKI merespon nilai E soal penanganan Covid-19 di ibu kota, sementara itu Presiden Jokowi panggil seluruh kepala daerah di Jabar ke Istana Bogor.
Penulis: Theresia Felisiani
"Masih ada di bawah sedikit dari nasional, jadi Kalau angka kesembuhan ga tinggi, berarti ada yang salah dengan obat-obatannya," katanya.
Untuk penanganan Covid-19 kepala dearah kata Bima diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk melakukan penaganan secara mikro dengan mempelajari angka-angka kesembuhan dan lainnya.
Sedangkan untuk pencegahan Presiden Joko Widodo juga menyampaikan fokus terhadap vaksinasi lansia.
Namun kata Bima di Kota Bogor vaksinasi terhadap lansia terkendala dari kemauan para lansia di vaksin.
"Presiden juga minta kepada Menkes agar vaksin di Jabodetabek jadi diprioriaskan yang interaksinya kuat dengan Jakarta agar diprioritaskan bgitu, yang kedua adalah ekonomi presiden menargetkan kuartal kedua ekonomi tumbuh 7 persen," ujarnya.
Klaster Lebaran Bermunculan Setelah Idulfitri, Jumlah Pasien Covid-19 di DKI Tembus 10.000 Orang
Dua pekan usai hari raya Lebaran Idulfitri, kasus Covid-19 di DKI Jakarta mulai mengalami tren peningkatan.
Hal ini terlihat dari jumlah kasus aktif Covid-19 yang terus meningkat pada beberapa hari terakhir ini.
Adapun kasus aktif merupakan akumulasi jumlah pasien Covid-19 yang tengah dirawat di rumah sakit dan warga terpapar yang sedang melakukan isolasi.
Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, ada 7.585 pasien Covid-19 pada 13 Mei 2021 atau tepat saat Idulfitri 1442 Hijriah.
Kemudian, jumlah ini meningkat menjadi 10.560 kasus aktif pada Rabu (26/5/2021) kemarin.
Artinya, ada penambahan kasus aktif sebanyak 2.975 kasus hanya dalam dua pekan terakhir ini.
Peningkatan angka kasus ini pun sejalan dengan mulai bermunculannya klaster Lebaran di ibu kota.
Kasus terparah terjadi di RT 03 RW 03, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, dengan jumlah 104 orang warga terpapar Covid-19.