Nasib Pemuda Ngaku Ponakan Jenderal Polisi saat Razia PPKM, Jadi Tersangka & Terancam Bui 1 Tahun
Ini nasib seorang pemuda yang mengaku keponakan jenderal polisi bintang dua saat terjaring razia PPKM Darurat. Jadi tersangka dan terancam 1 tahun bui
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
Tidak diketahui secara pasti akhir dari video tersebut.
Namun hingga Selasa (6/7/2021), video sudah ditonton lebih dari 13 ribu kali dan menuai komentar beragam dari warganet.
Baca juga: Viral Dokter Tak Diperbolehkan Lewat saat Penyekatan PPKM Darurat, Polisi: Ini Jadi Evaluasi Kami
Kata Petugas
Belakangan diketahui, lokasi pengambilan video berada di Jalan Maruga, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (5/7/2021).
Kabid Penegak Perundang-undangan Satpol PP Tangsel, Sapta Mulyana membenarkan kejadian di atas.
Ia kemudian membeberkan kronologinya.
Sapta membeberkan, awalnya ABG yang tidak diketahui identitasnya itu kedapatan tidak memakai masker.
Kemudian petugas gabungan menghentikannya saat berada di di kawasan Bundaran Maruga, Ciputat.
"Kita lagi patroli, dia lewat karena kita razia masker terkait PPKM Darurat. Dia ngaku orang saudara omnya di Mabes," ujar Sapta dikutip dari TribunJakarta.com.
Kemudian saat ABG itu mengaku ponakan jenderal polisi, Sapta justru memberikan nasihatnya.
Baca juga: Videonya Viral Singgung Covid-19 hingga Pemerintah Zalim, Wanita Ini Minta Maaf, Klaim Keceplosan
Sosok bintang dua yang disebutkan si remaja akan kecewa melihat keponakannya pelanggaran protokol kesehatan.
Bahkan merasa malu dengan perbuatan melawan petugas lantaran tidak memakai masker.
"Pelanggar biasa kalau dapat sanksi kan dia merasa punya backing, makanya saya bilang justru ini aturan yang bikin para jenderal atasan dari pusat."
"Anda memamerkan backing-backing ini kan kita perintah presiden untuk mengatasi masalah ini," kata Sapta.
Kemudian, Sapta memberikan sanksi sosial dengan menyuruh si remaja push up sebanyak 50 kali atas pelanggarannya terhadap protokol kesehatan di tengah penerapan PPKM Darurat.
"Tetap saya suruh push up 50 kali, dia mau. Kalau enggak mau berarti melawan, dia minta maaf," kata Sapta.
(Tribunnews.com/Endra Kurnaiwan)(TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir)