Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Covid-19 Bertambah, 43 Sekolah Ditutup, Satpol PP Ikut Siaga Kawal Prokes PTM

43 sekolah di DKI ditutup sementara imbas temuan kasus positif Covid-19, jumlah ini bukan berkurang tapi terus bertambah, sementara PTM jalan terus.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Kasus Covid-19 Bertambah, 43 Sekolah Ditutup, Satpol PP Ikut Siaga Kawal Prokes PTM
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI. Guru memberikan pembelajaran kepada siswa saat pembelajaran tatap muka (PTM) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sama seperti angka kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta yang terus melonjak tajam.

Temuan kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah juga bertambah.

Alhasil jumlah sekolah yang terpaksa ditutup sementara makin banyak.

Data terakhir, sebanyak 43 sekolah di DKI Jakarta ditutup sementara imbas temuan kasus positif.

Kondisi ini membuat desakan untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) makin deras.

ILUSTRASI Siswa SMP melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen
ILUSTRASI Siswa SMP melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Sudah 43 Sekolah Ditutup Imbas Temuan Kasus Covid-19

Sebanyak 43 sekolah di DKI Jakarta ditutup sementara imbas temuan kasus positif Covid-19.

Berita Rekomendasi

Jumlah penutupan sementara sekolah di DKI Jakarta terus bertambah.

Selang sehari, penambahan mencapai empat sekolah.

Sehingga berdasar data pertanggal 18 Januari 2022 pukul 10.00 WIB, total sekolah yang ditutup sementara menjadi 43 sekolah.

"PTM total sampai dengan hari ini, 18 Januari 2022 pukul 10.00 WIB ada 43 sekolah. Dari 43 sekolah itu yang terpapar itu peserta didiknya ada 67, pendidik ada 2 tenaga pendidik ada 3 jadi 72 orang," jelas Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Kasus Penularan di Lingkungan Sekolah Terus Meluas, Wagub DKI Jelaskan Kenapa PTM Jalan Terus

Dari total tersebut, sebanyak 28 sekolah baik di jenjang pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) diketahui telah dibuka kembali.

Sementara 15 di antaranya masih ditutup selama lima hari bila merujuk pada aturan yang tertuang dalam SKB 4 Menteri.

"Kemudian dari 43 sampai dengan hari ini yang selesai penghentian PTM ada 28 sekolah, yang masih tutup tinggal 15 sekolah. Dari data itu rata-rata sekolah itu ada 1-2 (kasus), ada sekolah yang tiga tapi rata-rata 1 kasus. Itu artinya penularan tidak terjadi di sekolah, di rumah atau di perjalanan," jelasnya.

Anies Didesak Cabut Kebijakan PTM 100 Persen Setelah 43 Sekolah di DKI Terpapar Covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta mencabut kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen dan mengubahnya menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) via online.

Upaya ini dilakukan untuk menyikapi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah yang dinilai cukup mengkhawatirkan.

Sebab tercatat sudah ada 43 sekolah di Jakarta yang terpapar Covid-19.

Hal itu diungkapkan anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI William Aditya Sarana.

Ia menyarankan Anies agar mengkoordinasikan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah dengan pemerintah pusat.

“Kita (DKI Jakarta) ini pusat penyebaran, jadi sulit dibendung, karena kita ini tempat pertemuan semuanya dari berbagai daerah penyangga. Orang datang ke Jakarta, sehingga populasi kita lebih padat, maka kewaspadaan pun harus lebih tinggi,” ujar Willliam berdasarkan keterangannya pada Rabu (19/1/2022).

William Aditya Sarana, Anggota DPRD DKI periode 2019 - 2024 dari PSI.
William Aditya Sarana, Anggota DPRD DKI periode 2019 - 2024 dari PSI. (KOMPAS.com/RYANA ARYADITA UMASUGI)

Menurut dia, kebijakan PTM di tengah naiknya kasus Covid-19 di sekolah dan merebaknya varian Omicron di Jakarta cukup membahayakan.

Dia khawatir, Omicron justru menyebar ke sekolah, sehingga makin banyak warga sekolah yang terpapar Covid-19.

“Kami kira ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah dan kami tentu ingin PTM kembali terlaksana, namun pengawasan prokes harus berjalan lebih baik,” kata William dari Komisi A DPRD DKI Jakarta.

William mengingatkan Anies untuk kembali fokus pada penanganan pandemi.

Menurutnya, penanganan Covid-19 akan jadi penentuan langkah politik Anies selanjutnya.

Dia lalu menyindir Anies yang sibuk mengurus alat pengeras suara atau sound system di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.

Demi mengecek kualitas alat tersebut, Anies bahkan sampai menghadirkan sejumlah band musik, salah satunya Nidji.

Baca juga: Varian Omicron Meningkat, KPAI Sebut Jaga Jarak Sulit Dilakukan Selama PTM Berlangsung

"Pak Gubernur, kami paham Bapak butuh monumen, JIS dan Formula E, namun yang terpenting penanganan ini baik. Omicron turun, elektabilitas Bapak pasti naik,” ucapnya.

“Menurut kami, ini kunci langkah Pak Gubernur selanjutnya. Kami harap tugas utama tidak lupa. Tugas Gubernur bukan hanya bangun stadion, sirkuit, dan sumur, yang jauh lebih penting melindungi segenap keselamatan warga. Kami harap, sekali lagi, fokus,” lanjutnya.

Rencana PTM di Jakarta Dibagi Jadi 2 Sesi

Pemprov DKI Jakarta tak menutup kemungkinan akan mengajukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas menjadi dua sesi.

Hal ini menyusul banyaknya sekolah yang ditutup sementara imbas temuan kasus aktif Covid-19.

Pasalnya pertanggal 18 Januari 2022 pukul 10.00 WIB, sudah ada 43 sekolah yang ditutup sementara. Di mana 28 diantaranya telah dibuka kembali setelah ditutup selama lima hari.

"Ya jadi soal PTM dua sesi ini kami pertimbangkan memang banyak masukan rekomendasi dari semua," kata Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI, Rabu (19/1/2022).

"Namun sekali lagi dinas pendidikan akan terus melakukan monitoring, pengawasan, evaluasi, terus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat dalam hal ini kementerian pendidikan."

"Semua kemungkinan ada tapi sekali lagi kita tetap mengacu kepada aturan dan kebijakan yang ada," ujarnya.

Baca juga: Evaluasi PTM Serentak, Pimpinan Komisi X Soroti Lalainya Penerapan Prokes hingga Kasus Positif

Sejauh ini, Pemprov DKI masih bulat pada keputusan awal.

Di mana belum bergeming untuk menarik kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) walaupun kasus aktif sudah menyasar ke 72 warga sekolah.

SKB 4 Menteri selalu menjadi dasar Pemprov DKI mengambil kebijakan terkait pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Jadi yang pertama DKI masih memenuhi syarat PTM terbatas 100 persen. Apa syaratnya? PPKM level 1 atau level 2 DKI level 2."

"Syarat lain apa, itu vaksinnya pendidik 92 persen, tenaga pendidik 89 persen lebih, peserta didiknya bahkan 98 persen," ucapnya.

"Syarat lain lansianya harus vaksinnya di atas 50 persen, DKI Jakarta sudah 71 persen, artinya DKI Jakarta memenuhi syarat ketentuan pemerintah pusat kementerian pendidikan ristek."

"Jadi kami hanya melaksanakan PTM terbatas sesuai aturan yang diberlakukan oleh kementerian," pungkasnya.

ILUSTRASI. Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen
ILUSTRASI. Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Bersiaga di Sekolah, Satpol PP Bakal Awasi Protokol Kesehatan saat PTM 100 Persen

Pemprov DKI Jakarta bakal memperketat pengawasan protokol kesehatan selama proses pembelajaran tatap muka (PTM) dengan menyiagakan personel Satpol PP di sekolah-sekolah.

"Kami menempatkan personel petugas-petugas Satpol PP di sekolah-sekolah yang rawan potensi terjadi pelanggaran prokes," ucap Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin di Balai Kota, Rabu (19/1/2022).

Tak hanya itu, pengawasan protokol kesehatan juga akan dilakukan dengan patroli keliling saat jam pulang sekolah.

Tujuannya agar tidak ada murid atau peserta didik yang nongkrong sepulang sekolah.

"Patroli satu regu itu ada 6 orang. Kalau di sekolah kami tempatkan 2 sampai 5 orang personel Satpol PP," ujarnya.

Baca juga: 39 Sekolah Ditutup, Wagub DKI Bantah Sekolah Jadi Episentrum Covid-19

Para personel Satpol PP ini pun sudah disiagakan sejak Selasa (18/1/2022) kemarin di lebih dari 30 sekolah yang menggelar PTM 100 persen.

"Pengawasan dari sekolah itu hanya berhenti sampai di depan pintu gerbang, nah di luar gerbang itu kami ambil porsi untuk memastikan kondisinya aman," kata Arifin.

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun meminta masyarakat turut berperan dalam penanganan Covid-19.

Bila melihat ada anak sekolah yang nongkrong atau berkerumun, ia meminta masyarakat segera melaporkannya. (tribun network/thf/wartakotalive.com/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas