Makam Pemuda Tewas Terikat di Toilet Dibongkar, Polres Metro Bekasi Kota Selidiki Dugaan Pembunuhan
Ada gelagat mencurigakan, makam pemuda yang tewas terikat di kamar mandi dibongkar untuk diautopsi, Polres Metro Bekasi selidiki dugaan pembunuhan.
Penulis: Theresia Felisiani
"Abis itu saya udah enggak liat lagi sibuk main HP (ponsel)," ungkapnya.
Selama korban dan tersangka di dalam kamar mandi, MG sama sekali tidak mendengar suara gaduh.
Terduga pelaku bahkan sempat keluar seorang diri ke ruang depan, di sana gelagat mencurigakan mulai terlihat.
MG yang saat itu sedang asyik main ponsel berniat ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Ia dikejutkan dengan kondisi korban yang dalam posis sujud sambil kedua tangan dan kaki terikat.
"Pas beberapa lama saya mau ke kamar mandi tuh, keadaannya udah diikat kaki sama tangan ke belakang posisinya sujud korbannya," tergasnya.
MG sempat dibuat keheranan.
Ia kemudian meminta kepada terduga pelaku agar membukakan ikatan di lengan dan tangan korban.
"Abis itu saya suruh Tegar lepasin "Gar lepas kasian" terus pas saya lihat lagi mulutnya udah ketutup pakai isolasi warna item," terangnya.
Baca juga: Polisi: Anggota Gangster yang Serang Cafe di Cibinong Jumlahnya Belasan dan Membawa Celurit
Setelah melepas ikatan di lengan dan kaki, korban disandarkan di depan pintu kamar mandi dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Terduga pelaku tampak kebingungan ketika mendapati AY tak kunjung sadar.
Ia bahkan sempat meminta saran ke MG untuk memberitahu ke warga setempat mengenai situasi tersebut.
"Enggak lama abis dari situ Tegar ke depan (ruang depan), dia bilang 'ini gimana ya? Panggil warga aja kali ya', yauda abis itu rame, warga sempat lihat, saya disuruh telfon bapak terus bapak panggil mamah," paparnya.
Orangtua MG selanjutnya datang ke rumah, dari situ keluarga AY dihubungi agar segera menjemput anaknya yang ditemukan tidak sadarkan diri.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Hari Ini Depok PTM 100 Persen untuk Jenjang SD dan SMP
Agus Supriyadi (54) orangtua MG mengatakan, korban ketika dievakuasi masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Awalnya, ia dan pihak keluarga AY mengetahui kondisi korban tidak sadar akibat terjatuh.
Hal ini berdasarkan pengakuan terduga pelaku yang diduga berusaha menyembunyikan kejadian sebenarnya.
"Bilangnya si korban jatuh kita enggak ada yang curiga waktu itu karena posisi dapur saya juga agak kebawah mungkin beneran jatuh kena tangga gak kepikiran seperi itu (dugaan dibunuh)," paparnya.
Keluarga korban kemudian membawa AY ke rumah sakit terdekat, dokter yang melakukan pemeriksaan menyatakan ia telah meninggal dunia.
Jasadnya oleh keluarga dibawa ke rumah duka yang berada di kawasan Jatiwaringin, Pondok Gede Kota Bekasi untuk selanjutnya dimakamkan.
Selang satu hari kemudian, MG yang awalnya tutup mulut mengenai kejadian sebenarnya mulai mau bercerita.
Agus mengatakan, anaknya awalnya takut berbicara lantaran diancam oleh terduga pelaku perihal korban yang ditemukan terikat.
"Pada saat jenazah dievakuasi anak saya diancam jangan bilang siapa-siapa, kalau ada yang nanya kenapa? bilang aja jatuh," paparnya.
Remaja berusia 13 tahun itu, lanjut Agus, merasa harus bercerita lantaran mengetahui kondisi korban yang diikat di kamar mandi sebelum dinyatakan tewas.
"Waktu itu takut mau ngomong, tapi perasaan dia (MG) mungkin ganjil kalinya, akhirnya dia cerita ke saya lalu langsung ke pihak korban juga," paparnya.
Setelah mendengar pengakuan MG, keluarga korban melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian atas dugaan tindak pidana pembunuhan pada Sabtu (22/1/2022).
Namun, terduga pelaku diketahui telah melarikan diri. Jejaknya terakhir terlihat oleh warga setempat pada, Kamis (20/1/2022). (tribun network/thf/TribunJakarta.com)