15 Ribu Orang di DKI Meninggal Akibat Covid, 1.477 Karena Omicron hingga Pentingnya Vaksin Booster
15.031 orang meninggal di Jakarta akibat Covid-19, Dinkes DKI ungkap penyebabnya hingga pentingnya vaksin booster bagi para lansia.
Penulis: Theresia Felisiani
Tak hanya itu, pihaknya turut memantau tingkat kekebalan tubuh masyarakat setelah disuntikkan vaksin guna memutuskan kebijakan selanjutnya terkait vaksinasi.
"Tetapi lebih kepada melihat apakah tingkat kekebalan tubuh kepada orang-orang. Mayoritas itu tetap bertahan tinggi atau sudah mulai menurun. Sehingga ada kebijakan vaksinasi booster setelah periode waktu tertentu," kata dia.
"Itu yang terus kita menunggu nanti setelah ada vaksin booster (ketiga), apakah akan ada lagi booster berikutnya setelah periode tertentu atau tidak dalam rangka menjaga kekebalan antibody cukup tinggi. Sehingga mengurangi resiko sakit berat," tandasnya.
Deltacron Mulai Merebak di Eropa, Pemprov DKI Waspadai Potensi Penularan Varian Baru Covid-19
Pemprov DKI Jakarta mulai mewaspadai potensi penularan virus corona varian Deltacron yang belakangan mulai merebak di negara-negara eropa.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria pun mengaku sudah menginstruksikan jajarannya para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tetap waspada dan memperketat pengawasan protokol kesehatan.
"Pasti kami di jajaran DKI harus lebih hati-hati, ASN di Jakarta harus menjadi contoh bagi masyarakat," ucapnya di Balai Kota, Senin (14/3/2022) malam.
Guna mengantisipasi penularan, evaluasi terhadap penerapan protokol kesehatan maupun pemantauan kondisi penyebaran Covid-19 terus dilakukan Pemprov DKI.
"Ya itu masih dievaluasi kita masih tunggu ya informasi tersebut," ujarnya.
Baca juga: Angka Kematian dan BOR Terus Turun, Wagub DKI Harap Minggu Depan Ibu Kota Turun Jadi PPKM Level 1
Walau demikian, belum ada aturan khusus yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk mewaspadai penularan varian teranyar Covid-19 ini.
Ariza bilang, jajaran Pemprov DKI sampai saat ini masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat melalui Satgas Covid-19 maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
"Kami serahkan kepada Kemenkes, kami menunggu, kami tidak ingin mendahului semua terkait potensi adanya virus Deltacron dan sebagainya," tuturnya.
"Nanti pihak yang berwenang atau dalam hal ini Kemenkes yang akan memutuskan langkah yang harus diambil," tambahnya menjelaskan.
Dilansir dari Kompas.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi adanya hibrida atau kombinasi varian Delta dan Omicron yang dijuluki Deltacron.
Hal ini disampaikan oleh WHO dalam konferensi persnya pada Rabu (10/3/2022).
Pimpinan teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove mengatakan, konfirmasi adanya hibrida atau rekombinan varian Delta dan Omicron ini berdasarkan laporan dari para ilmuwan.
Maria mengatakan bahwa meskipun tingkat deteksinya masih sangat rendah, saat ini di banyak negara sedang mengawasi lebih lanjut terkait hibrida virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, tepatnya rekombinan antara varian Delta dan Omicron.
Melansir Health (11/3/2022), sebuah organisasi ilmuwan di seluruh dunia yang berbagi data virus juga telah mengonfirmasi kemunculan Deltacron ini dan telah menyebar di sejumlah negara Eropa.
Hal ini juga telah dimuat di laman resmi Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
GISAID menegaskan, berdasarkan data yang dihimpun dan dilaporkan oleh Institut Pasteur Prancis, menjadi bukti yang cukup kuat untuk virus rekombinan antara Delta dan Omicron, dan diperkirakan sudah beredar sejak awal Januari 2022.
Baca juga: Epidemiolog Sebut Varian Deltacron Ancaman di Tengah Upaya Menuju Endemi
Adapun, sejumlah negara yang diketahui telah mendeteksi kemunculan Deltacron ini adalah Prancis, Denmark, dan Belanda.
Selain itu, Jerman dan Amerika Serikat juga melaporkan penemuan rekombinan virus yang serupa.
Maria pun telah menegaskan hal ini melalui akun Twitter resminya, mengenai kemungkinan tentang rekombinan dari virus corona SARS-CoV-2 yang menjadi awal mula penyebab pandemi Covid-19 sejak 2 tahun lalu ini.
“Ini sudah bisa diduga, apalagi dengan sirkulasi (varian) Omicron dan Delta yang intens ini,” kata dia.
Apa itu Deltacron?
Deltacron adalah varian Covid-19 yang mengandung elemen Delta dan Omicron.
Dengan kata lain, Deltacron mengandung gen dari kedua varian tersebut dan menjadinnya apa yang dikenal sebagai virus rekombinan (hibrida).
“Rekombinan ini muncul ketika lebih dari satu varian menginfeksi dan bereplikasi pada orang yang sama, dalam sel yang sana,” kata Prof Lawrence Young, ahli virologi di University of Warwick dilansir dari The Guardian edisi 11 Maret 2022.
“Deltacron adalah produk varian Delta dan Omicron yang beredar di populasi yang sama,” tambahnya.
Baca juga: Deltacron Merambah di Eropa, Ahli Minta Waspada
Dr Etienne Simon Loriere dari Institut Pasteur pun menambahkan, kemunculan Deltacron ini memberikan peringatan bahwa mungkin ada beberapa virus rekombinan berbeda yang terbentuk dari Delta dan Omicron.
“Yang kita lihat di Prancis dan di Denmark atau Belanda, terlihat sangat mirip dan mungkin rekombinan yang sama (dengan virus induk yang sama) yang telah bepergian,” kata Simon.
Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa bisa saja rekombinan Delta-Omicron yang dilaporkan di negara-negera termasuk Inggris dan Amerika Serikat merupakan gabungan bagian berbeda dari virus induknya, dan itu akan memunculkan sesuatu yang berbeda dengan Deltacron yang terlihat di Prancis.
Artinya, masih banyak kemungkinan rekombinan ini terjadi dalam bentuk mutasi-mutasi lainnya lagi yang masih terus harus dipelajari oleh para ahli.
“Kami mungkin perlu mencari nama lain untuk menunjukkan rekombinan itu, atau mulai menambahkan nomor,” ujarnya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)