Nasib Dua Bocah di Muaragembong dan Gunungkidul yang Santap Kertas, Sandal dan Kecanduan Rokok
Petugas kesehatan sudah turun tangan mengunjungi dan memeriksa 2 bocah viral yang tabiatnya tak biasa, mereka bakal jalani pemeriksaan lanjutan.
Penulis: Theresia Felisiani
ia mengaku pihaknya akan merujuk GI ke RSUD Cabangbungin.
Hal itu untuk pemeriksaan lanjutan guna melihat kondisi di dalam tubuh GI yang memakan kertas, styrofoam dan sendal sejak umur 1 tahun.
"Besok akan diupayakan untuk dilakukan pemeriksaan awal di RSUD Cabangbungin. Pemeriksaannya kami serahkab kepada dokter yang memeriksa," tutur Sri.
Baca juga: Akun Twitter Pemkot Bekasi Diretas Orang Rusia, Laman Depan Situs Akpol Terpampang Judi Online
Sebelumnya balita berinisial GI (3) tinggal di Kampung Bulak Sukadana, Desa Jayasakti, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, viral di media sosial, lantaran memiliki kebiasaan yang tak lazim.
Tidak seperti anak-anak pada umumnya, GI suka memakan benda-benda aneh seperti kertas, styrofoam, kardus maupun sendal jepit.
Orang tua GI, Setiawati mengatakan anaknya tak alami gangguan pencernaan meski kebiasaan tersebut muncul sejak GI berumur 1 tahun.
"Tadinya saya khawatir sama dia, takut dia kenapa-kenapa gitu. Alhamdulillah enggak, enggak pernah ngeluh sakit dia," ucap Setiawati saat dikonfirmasi, Rabu (23/3/2022) kemarin.
RSUD Wonosari Bentuk Tim Ahli Menangani Balita yang Ketagihan Merokok di Ponjong
Menangani balita yang ketagihan merokok, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta membentuk tim ahli.
Pembentukan tim merespon permintaan pemerintah setempat terkait fenomena yang terjadi pada balita asal Kapanewon Ponjong ini.
Psikiater RSUD Wonosari , dr Ida Rochmawati mengatakan tim ahli yang dibentuk terdiri dari sejumlah pakar di bidangnya, termasuk psikiater, psikolog, dan ahli gizi.
"Tindakan awal penanganan sudah dilakukan yakni mendatangi rumah yang bersangkutan lalu meminta keterangan dari orang tuanya, terkait kronologi awal yang membuat anaknya kecanduan rokok," kata Ida pada wartawan, Kamis (24/03/2022).
Ida mengatakan pemeriksaan kesehatan juga dilakukan lewat laboratorium dan proses rontgen.
Hasilnya akan dijadikan pendukung untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.