Cerita Porter Terminal Kampung Rambutan 'Dikerjain' Usai Angkut Barang Penumpang
Sejumlah penumpang yang hendak berangkat mudik dan baru saja tiba di Terminal Kampung Rambutan juga masih terlihat.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
"Trik khusus ada, misal tawari jasa angkut dengan ongkos Rp 10 ribu. Tapi, kalau tidak mau biasanya nego-nego saja dengan penumpang. Kita enggak maksa atau matok harga harus segitu," ucapnya.
"Kadang juga ada yang ngasih Rp 5 ribu, kita terima," tambahnya.
Selain jaga porter, Warji juga memastikan bahwa penumpangnya diantar sesuai tujuan. Tak jarang, ia juga memberi peringatan kepada penumpang agar tetap waspada dan berhati-hati selama di Terminal.
"Kita memberikan himbauan ke penumpang, supaya tidak ditipu. Misalnya harga tiker dan tujuan, ngasih oengarahan yang baik. Pelayanan baik ke penumpang biar nggak nyasar," ungkapnya.
Warji juga berbagi kisah uniknya saat menjadi porter di musim mudik dan arus balik Lebaran saat ini.
Dirinya pernah bertemu dengan penumpang yang minta barangnya diangkat menuju masjid atau angkutan kota yang ada di sekitar terminal.
Namun usai memberikan jasa angkut barang, dirinya dibuat bertanya-tanya dan terdiam.
Pasalnya, saat hendak meminta ongkos jasa angkut, justru penumpang tersebut menyalahkan Warji dan tau mau membayarnya.
Karena Wadji disebut mengangkut barang-barang milik penumpang tersebut tanpa disuruh.
"Kita sudah panggulin barang penumpang ke masjid, ke angkot, trus pas kita minta nggak dikasih. Penumpangnya bilang 'siapa suruh manggul'. Tapi saya ikhlas aja," cerita Warji.