Anak Tangsel Korban Bully Sundut Rokok Alami Luka Bakar di Bibir, Orangtua Minta 8 Pelaku Dihukum
Kasus bully yang menimpa anak di Tangsel sudah ditangani polisi, orangtua korban harap delapan pelaku diberi hukuman yang setimpal.
Penulis: Theresia Felisiani
Dengan mata berkaca-kaca dirinya berusaha tegar menerima kenyataan pahit yang menimpa putranya MZA (16).
Tak hanya dianiaya, penganiayaan oleh teman-temannya pun direkam bahkan sempat dibuat status.
"Jadi Minggu (malam Senin) lalu anak saya main habis Isya. Setelah itu kok tidak pulang-pulang. Jam sudah pukul 22.00 WIB, hingga pukul 23.00 WIB juga belum pulang.
Saya sampai mencari-cari hingga pukul 02.50 WIB. Pukul 03.00 WIB, dia baru pulang. Saya tanya, dia jawab habis main, dan langsung pergi ke kamar," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Kelurahan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu (18/5/2022).
Saat itu, ia belum tahu bahwa putranya baru melewati hari buruk.
Ia pun tak curiga saat putranya langsung menutup pintu kamarnya.
Baca juga: Diadang Warga saat Bawa Istri yang Pendarahan ke RS, Polisi di Surabaya Keluarkan Tembakan
Baca juga: Menyeberangi Sungai Pakai Mobil, 7 Pekerja Tambang di Kendari Terseret Arus, 1 Orang Hilang
Saat subuh, Nuryana mencoba mengecek handphone putranya.
"Saat itu saya kaget. Kok video (penganiayaan) ada. Saya langsung lapor ke RT," katanya.
Setelah putranya bangun, ia pun mencoba menanyai putranya, namun putranya hanya menjawab tidak tahu.
"Mungkin karena anak saya juga punya kekurangan ya. Jadi dia jawab "Tidak tahu mah," seperti itu," sambungnya.
Nuryana menjelaskan, dirinya tak mengenal satupun dari pelakunya, dan memilih menyerahkan kasus putranya ke polisi.
Ia menjelaskan ada beberapa luka yang terjadi di anaknya. Pada bagian lengan hingga bibir.
"Sudah visum, dan kami sudah menyerahkan semuanya ke kepolisian. Biar mereka yang mengurus. Semoga pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal," tegasnya.
Baca juga: 2 Tahun Pinjam Motor Teman Tak Dikembalikan, Nelayan Muara Angke Diringkus Polisi
Ia pun berharap agar penganiayaan anak yang menimpa putranya menjadi kasus yang terakhir terjadi.