Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tarawih di Masjid Istiqlal, Wapres Ungkap Tiga Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

Wapres berharap jemaah di Masjid Istiqlal termasuk ke dalam hamba-Nya yang diberikan Allah malam Lailatulqadar pada asrul awakhir

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Tarawih di Masjid Istiqlal, Wapres Ungkap Tiga Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
Istimewa
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin melaksanakan Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Jumat (14/04/2023) malam.  

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden KH Maruf Amin melaksanakan Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Jumat (14/04/2023) malam.

Dalam tausiahnya, Ma'ruf menekankan tiga keistimewaan pada malam Lailatul Qadar.

Pertama adalah diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk umum (hudan lin nas) dan petunjuk bagi orang-orang bertakwa (hudan lil muttaqin).

“Al-Qur’an itu adalah hudan lil muttaqin, yaitu petunjuk bagi orang muttaqin, dalam arti yang memperoleh pertolongan Allah, yaitu, orang yang mengambil manfaat dan mempedomani Al-Qur’an adalah orang-orang yang bertakwa. Orang bertakwalah yang bisa menggunakan Al-Qur’an yang berada di jalan Al-Qur’an," ujar Ma'ruf.

Sementara keistimewaan yang kedua malam lailatul qadar, kata Ma'ruf, sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan.

Baca juga: Masjid Istiqlal Juga Temukan QRIS Palsu Restorasi Masjid, Stiker Langsung Dilepas Lalu Lapor Bank

Berita Rekomendasi

“Ibadah di malam lailatul qadar ini lebih baik dari 1.000 bulan. Itulah [mengapa] dimana-mana kita mencari pahala yang besarnya sama dengan 83 tahun 4 bulan,” tutur Ma'ruf.

Dirinya mencontohkan orang yang salat sendiri memperoleh satu pahala.

Sedangkan jika ketinggalan satu rakaat saat salat berjemaah, dia tetap mendapatkan pahala sebanyak 27 kali lipat.

“Oleh karena itu, malam lailatul qadar merupakan malam yang tidak ada di malam-malam yang lain dan itu yang diberikan oleh Allah kepada kita,” jelas Ma'ruf.

Keistimewaan yang ketiga, kata Ma'ruf,  malaikat-malaikat turun ke bumi pada malam lailatul qadar untuk memintakan ampunan bagi umat Islam.


Ma'ruf mengungkapkan malaikat turun ke bumi karena ingin melihat dan mendengar dua hal yang tidak ada di langit, yaitu orang-orang kaya yang bersedekah kepada orang miskin dan orang-orang yang meratapi dosa, terutama selama bulan suci Ramadan dan malam lailatul qadar.

“Orang yang menangis karena dosa-dosanya itu lebih disukai oleh Allah subhanahu wata'ala dibandingkan orang yang bertasbih,” ujarnya.

Menutup tausiahnya, Ma'ruf menyampaikan, malam lailatul qadar itu hingga terbitnya fajar.

Ia pun berharap, para jemaah di Masjid Istiqlal termasuk ke dalam hamba-Nya yang diberikan Allah malam Lailatulqadar pada asrul awakhir atau sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini.

“Semoga Allah subhanahu wata'ala menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan lailatul qadar pada tahun ini, pada Ramadan ini. Dan, itu berarti kita mendapatkan pahala yang besar, yang lebih banyak, lebih baik daripada 1.000 bulan,” pungkasnya.

Bertindak sebagai imam pada salat Tarawih adalah Rofi’uddin Mahfudz dan Moh. Salim Ghazali. Sementara yang bertugas sebagai bilal adalah Ahmad Achwani dan Muh. Syawal Mubarak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas