Resah karena Sampah, Lusi Ajarkan Ibu-ibu Buat Sabun dari Minyak Jelantah
Lusi Driyanti Budi warga desa Setiadarma, Tambun Selatan ini tergerak mengolahnya menjadi barang bernilai.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Ia menyadari, mengajak warga untuk bisa mengolah limbah sampah tak mudah.
Namun sejak awal Lusi berniat apa yang dia lakukan dapat memberi manfaat untuk warga sekitar.
"Jadi saya lebih banyak untuk masyarakat saja dan saya kembangkan ini bagaimana bikin usaha untuk ibu-ibu. Kalau pribadi saya bisa tapi lebih untuk masyarakat kan banyak yang mau ngerjain apa tapi bingung," ungkap Lusi.
Kini banyak warga di sekitar rumahnya menjadi pemasok sampah seperti minyak jelantah dan kulit buah untuk diolah.
Di samping itu, kesadaran warga mulai timbul untuk memilah sampah.
Baca juga: Ide Usaha Mengolah Sampah Jadi Rupiah
"Memang susah untuk melakukan edukasi. Saya bilang yang paling mudah minyak jelantah jangan dibuang tapi dikumpulkan. Bisa bikin sabun atau dikumpulkan kemudian dijual menjadi biodiesel. Lumayan harganya 1 liter Rp 4.000 sampai Rp 5.000," tutur Lusi.
Beri Pelatihan hingga ke Bogor dan Bimbing Mahasiswa KKN
Lusi mengaku bersama komunitasnya juga disibukkan dengan sejumlah undangan pelatihan mengolah sampah.
Selain itu pihaknya menyambut baik kerja sama dengan Universitas perihal pengabdian masyarakat atau KKN masyarakat.
Namun sayangnya, respons baik tak selalu datang.
Ada beragam hambatan yang ia temui ketika memberikan pelatihan.
"Saya kasih semua bahannya. Saya cek lagi seminggu, belum ada. Padahal kita mau bantu bikin kemasan. Tapi kembali lagi masyarakat agak susah menggerakkan, lebih antusias ke materi (uang). Mereka kalau diminta bantu ini kalau enggak dapat langsung hasilnya enggak mau. Mereka enggak mau, ngapain keluar rumah kalau tidak ada (honornya)," ungkap dia.
Padahal harga sabun pembersih rumah tangga ini bisa dijual satuan seharga Rp 5 ribu.
Ke depan, Lusi berharap ada perhatian besar dari pemerintah daerah khususnya Kabupaten Bekasi maupun BRI.
Seperti bisa membantu menggencarkan promosi terkait hasil olahan sampah rumah tangga ini.
"Satu kantor cabang pembantu (BRI) bisa mengumpulkan kami UMKM di Tambun Selatan. kemudian ditanya apa yang diperlukan, apakah perlu pelatihan, apakah nanti hasilnya bisa untuk souvenir BRI juga," harap dia.