Tahanan Tewas Dikeroyok, Psikologi Forensik: Aparat Gagal Jamin Keselamatan Tahanan, Harus Disanksi
Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri meminta para personel yang abai hingga tahanan menjadi korban penganiayaan dijatuhi sanksi tegas.
Penulis: Rifqah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Luka Fatal di Dada
Pihak kepolisian mengaku belum mengetahui penyebab pasti kematian AR.
Sebab masih menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
"Yang menyebabkan kematian masih menunggu hasil autopsi," ucap Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan.
Namun, dari penyelidikan sementara, AR menderita sejumlah luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.
"Hasil visum resminya belum. Namun, luka-luka di luar ada di tubuhnya, di bokong, dada, dan punggung," kata Kompol Nirwan, dikutip dari TribunJakarta.com.
Luka fatal AR, dikatakan AKP Nirwa berada di bagian bokong dan dada. Namun, penyebab kematiannya belum diketahui karena masih menunggu hasil autopsi.
"Yang fatal di pantat, dada. Kalau menyebabkan kematian masih nunggu hasil autopsi," bebernya.
Para pelaku melakukan pengeroyokan dengan tangan kosong. Namun ada pipa air tahanan yang diduga dipatahkan.
Kemudian, Kompol Nirwan juga mengungkapkan, para pelaku mengincar alat vital AR saat pengeroyokan tersebut.
"Mereka melakukan penendangan di kemaluan, ada di badan kemaluan," ungkapnya.
Kronologi Kejadian
AKP Nirwan mengungkapkan, awal mula kejadian lantaran para pelaku merasa kesal karena AR tega mencabuli anak kandungnya sendiri.
"Berawal karena korban ini kasusnya adalah cabul terhadap anak kandung, mungkin para si pelaku kesal karena dilakukan terhadap anak kandung sendiri," ungkap Nirman.