Psikolog Forensik Nilai Janggal Motif Pembunuhan Mahasiswa UI oleh Senior Karena Iri
Sebelumnya dalam konferensi pers yang dilakukan oleh polisi disebutkan bahwa pelaku diduga iri dengan korban yang lebih kaya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti kejanggalan motif pembunuhan mahasiswa UI bernama Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19) oleh seniornya yang bernama Altafasalya Ardnika Basya (23) alias AAB.
Sebelumnya dalam konferensi pers yang dilakukan oleh polisi disebutkan bahwa pelaku diduga iri dengan korban yang lebih kaya.
Selain itu disampaikan pula bahwa pelaku terlilit utang dan pinjaman online (pinjol).
"Terbelit utang. Iri pada kesuksesan korban. Pertanyaan saya, utangnya sebesar apa dan kesuksesannya sekontras apa?" ujar Reza saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (5/8/2023).
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Mahasiswa UI Meminta Maaf kepada Keluarga Korban: Saya Akan Kooperatif
Karena itu polisi harus mendalami lagi dugaan motif tersebut.
Terlebih jika kasus ini disimpulkan sebagai pembunuhan berencana.
"Berdasarkan pemberitaan media, penjelasan polisi tentang kedua motif itu terkesan sumir. Terlalu simplistis jika kedua kondisi itu membuat pelaku sampai membunuh korban. Apalagi jika dipandang sebagai pembunuhan berencana," urai dia
Diperlukan pendalaman yang lebih rinci untuk bisa mengungkap motif sesungguhnya dari kasus pembunuhan di indekos, Kukusan, Beji, Depok ini.
"Tambahan lagi karena pelaku membunuh korban di tempat kos korban sendiri," ungkap Reza.
Polisi disebutnya bisa melakukan pemeriksaan ulang.
Memastikan tersangka dalam keadaan tenang agar mendapatkan rangkaian cerita lengkap dan akurat
"Pastikan tersangka dalam keadaan cukup tenang agar rangkaian ceritanya lebih akurat dan lengkap," pesan dia.
Selain itu diharapkan Polisi bisa menjelaskan kronologi peristiwa lebih runtut dan terintegrasi satu sama lain, apalagi jika kasus ini mengarah pada pembunuhan berencana.
"Polisi perlu pastikan adanya kalkulasi terkait target, insentif, sumber daya, dan risiko secara kumulatif sudah dipikirkan oleh si pelaku sebelum beraksi. Jika ada, itulah berencana," tegas dia.