Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DE Baiat ke ISIS Sebelum Jadi Karyawan KAI, Bagaimana Proses Rekrutmennya?

Lalu, bagaimana proses rekrutmen PT KAI hingga bisa meloloskan tersangka kasus terorisme tersebut?

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in DE Baiat ke ISIS Sebelum Jadi Karyawan KAI, Bagaimana Proses Rekrutmennya?
Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Tanggapan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengenai dugaan adanya keterlibatan karyawannya dalam kasus terorisme. Vice President Public Relation KAI, Joni Martinus menyebut ada beberapa proses rekrutmen yang profesional yang diterapkan kepada calon pegawai. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DE, Karyawan BUMN dari PT KAI sudah menjadi pendukung atau berbaiat ke ISIS sebelum dirinya bekerja sebagai karyawan KAI

Lalu, bagaimana proses rekrutmen PT KAI hingga bisa meloloskan tersangka kasus terorisme tersebut?

Baca juga: Pegawai KAI Tersangka Teroris Rutin Latihan Tembak di Gunung Geulis hingga Propaganda di Sosmed

Vice President Public Relation KAI, Joni Martinus menyebut ada beberapa proses rekrutmen yang profesional yang diterapkan kepada calon pegawai.

"Dalam melaksanakan proses rekruitment guna mendapatkan karyawan yang profesional, KAI telah melakukan serangkaian tahapan seleksi," kata Joni saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (15/8/2023).

Joni mengatakan seleksi pertama adalah administrasi, dilanjutkan seleksi kesehatan awal, seleksi psikologi, seleksi wawancara dan seleksi kesehatan akhir.

Baca juga: Karyawan KAI Terduga Teroris Diduga Gunakan Marketplace untuk Jual-Beli Senjata Api, Ini Kata Polisi

"Wawancara di antaranya pendalaman terkait keluarga, lingkungan, nasionalisme, nilai – nilai kebangsaan dan nilai-nilai AKHLAK (Amanah – Kompeten – Harmonis – Adaptif dan Kolaborasi), serta pengetahuan tentang pancasila serta radikalisme," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Setelah lolos ditahap seleksi, kata Joni, calon pekerja akan menjalani program masa percobaan selama 3 bulan dengan mengikuti pelatihan Basic Development Program bekerja sama dengan Pusdikhub TNI dan menjalani program orientasi kerja," ucapnya.

"Dalam Pelatihan Basic Development tersebut, salah satu yang diajarkan adalah mengenai nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, bela negara dan nasionalisme," tuturnya.

Dukung ISIS Sebelum Kerja di KAI

Diketahui, Densus 88 Antiteror menyebut DE (28) sudah terlibat dalam jaringan terorisme sejak 2010 dan berbaiat kepada ISIS sejak 2014 sebelum dirinya menjadi karyawan BUMN di PT KAI.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan DE baru bergabung di PT KAI pada 2016 lalu.

“Jadi setelah dia awal tadi pertama dia bergabung dengan MIB di Bandung menjadi jamaah di WM yang sudah ditangkap itu, kemudian 2014 dia menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS kemudian 2016 baru dia terdaftar sebagai karyawan PT KAI,” kata Aswin dalam konferensi pers, Selasa (15/8/2023).

Aswin mengatakan setelah WM tertangkap kala itu, anggotanya bubar dan berpencar. Tidak sedikit pula yang terus melakukan aksi terorisme secara individu termasuk DE.

Meski begitu, Aswin mengatakan saat ini pihaknya masih menelusuri terkait latar belakang DE hingga akhirnya yang bersangkutan terpapar paham radikal.

"Tapi mungkin nanti penyidik punya dokumen-dokumen yang akan membuktikan itu semua," ucapnya.

Dalam kasus ini, DE sendiri di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 13.17 WIB.

DE merupakan pendukung ISIS aktif yang kerap menyebarkan propaganda di media sosial.

"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Senin (14/8/2023).

DE, kata Ramadhan, juga mengunggah postingan di Facebook yang berisikan pembaruan baiat dalam bentuk poster digital.

"DE Mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," ungkapnya.

Di sisi lain, Ramadhan mengatakan DE juga mempunyai sejumlah senjata api (senpi) rakitan. Namun, dirinya belum merinci berapa jumlah senpi tersebut.

Lalu, Ramadhan mengatakan peran DE juga merupakan seorang penggalang dana. Namun, belum diketahui dana tersebut diberikan untuk siapa.

"Merupakan admin dan pembuat beberapa channel telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas