Cahayo Hati Limpapeh Mempersembahkan Makan Bajamba Dengan Misi Mempopulerkan Budaya Minangkabau
Cahayo Hati Limpapeh, sebuah kelompok insan yang berkomitmen untuk melestarikan budaya Minangkabau dan budaya Nusantara pada umumnya
Penulis: Toni Bramantoro
"Makanan tradisional menjadi elemen pokok dalam menciptakan kebersamaan antar masyarakat Minang. Segala persiapan merupakan sebuah proses kebersamaan yang mengikat menjadi tali silaturahmi,” tutur Shinta Oemar.
Sedangkan Cahayo Hati Limpapeh adalah sebuah kelompok insan yang peduli atas kelestarian budaya Minangkabau dan pada kelestarian budaya Nusantara pada umumnya.
Cahayo Hati Limpapeh bergiat melestarikan budaya Minang dengan memperkenalkan kekayaan dan nilai luhur adat istiadat budaya Minangkabau kepada generasi muda dan pada dunia dengan visi dan misi mengangkat marwah dan kehormatan yang telah diturunkan oleh leluhur kita sesuai budaya dan adat secara turun temurun di seluruh Minangkabau, Sumatera Barat.
Agar Mereka Dapat Hidup Layak
Ketua Perkumpulan Cahayo Limpapeh, Arlisty Sutan Assin R mengakui bahwa membantu orang di kampung halaman yang ditinggalkan. Membantu mereka yang tidak mampu, agar mereka dapat hidup layak. Menjaga kearifan lokal dengan tetap dan tidak meninggalkan busana, tradisi, norma, nilai-nilai, aturan dan hukum yang menjadi sistim dalam masyarakat Minangkabau.
“Ibu Sativa Sutan Aswar (ibu Atitje Aswar) yang adalah Pendiri dan Pembina dari Cahayo Hati Limpapeh, pada 1996 kembali ke Tanah Datar dan tinggal di sana untuk mengajar mereka menenun. Agar pakaian Minang dan tengkuluknya dipakai kembali dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga para perajin mulai kembali menenun, dan membantu mereka dalam meningkatkan nilai ekonomi rumah tangganya. Untung lah kemajuan ini sedikit demi sedikit sudah mulai terasa,” kata Arlisty Sutan Assin R.
Kata ‘Limpapeh’ sendiri diakui Arlisty Sutan Assin R menggambarkan keindahan dari peranan Bundo Kanduang sebagai dasar dari sistim keluarga matrilineal.
Limpapeh sebagai simbol yang mengutakamakan kekuatan pentingnya peranan bundo kanduang di dalam menjalankan nilai-nilai, norma-norma, aturan dan hukum dalam adat Minangkabau, serta pewaris pusaka tinggi dalam Rumah Gadangnya.
Seperti yang tertuang dalam pantun ini:
Limpapeh rumah nan gadang
Sumarak anjuang jo surambi
Nan gadang baso batuah
Chayo kampuang halaman
Hiasan dalam nagari
Susunan Pengurus Cahayo Hati Limpapeh
Pembina:
Sativa Sutan Aswar
Lidia C. Noer
Penasehat:
Jusri Fathma Hakim
Halida Nuriah Hatta
Ketua:
Arlisty Sutan Assin R.
Wakil Ketua:
Lily Amrina
Sekjen:
Myrna Dewitrijana
Bendahara:
J. Prima Thamarina