Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lestarikan Budaya Leluhur, Warga NTT di Jabotabek Gelar Tradisi Etu

Etu biasa dipentaskan setiap tahun pada musim kemarau atau pada masa senggang sesudah panen

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Erik S
zoom-in Lestarikan Budaya Leluhur, Warga NTT di Jabotabek Gelar Tradisi Etu
Istimewa
Tradisi budaya leluhur Etu atau tinju tradisional di Pintu V Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Sabtu (16/12/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di Jabotabek menggelar tradisi budaya leluhur Etu atau tinju tradisional di Pintu V Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Sabtu (16/12/2023). 

Etu biasa dipentaskan setiap tahun pada musim kemarau atau pada masa senggang sesudah panen. Alat tinjunya bukan dengan sarung tinju namun dengan tali ijuk yang dipilin menjadi sebuah gumpalan. 

Tujuan Etu sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang telah diperoleh sekaligus sebagai pemohonan kesuburan untuk tanaman di tahun berikutnya. Selain itu, etu juga sebagai peningkatan rasa solidaritas sosial antar warga masyarakat.

Baca juga: Sejak Januari 2023, 143 Pekerja Migran Indonesia asal NTT Dipulangkan dalam Kondisi Meninggal Dunia

Pembina Acara Gelar Budaya Tradisi Leluhur ETU Nagekeo NTT Andi Gani Nena Wea yang juga Putra Asli NTT sangat mendukung acara budaya ini dan akan kembali menyelenggarakan Gelar Budaya Etu Nagekeo NTT dalam skala lebih besar di tahun depan.

"Untuk terus mewariskan budaya leluhur NTT ini, kami berencana akan kembali menggelar tradisi budaya etu pada Januari tahun depan," ujar kata Andi Gani di lokasi acara. 

Menurutnya, warisan budaya leluhur etu ini wajib dilestarikan karena akan bisa mendongrak wisatawan yang datang ke NTT. 

"Etu ini perlu didukung dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa apalagi sampai bisa menarik wisatawan asing," ujarnya. 

Berita Rekomendasi

Penyelenggara Acara Etu Joseph Djuwa menjelaskan, Etu Adalah warisan budaya Kabupaten Nagekeo NTT. 

Didalam etu, sangat menjunjung tinggi sportivitas, perdamaian dan rasa hormat pada lawan tanding. Dimana setiap usai sesi, para petarung saling berpelukan.

Baca juga: Video Presiden Klub Tinju Wajah Wasit hingga Babak Belur di Liga Turki, Sanksi Berat Menanti

"Etu tidak ada yang menang atau kalah, melainkan menjalin harmonisasi persaudaraan dan ikatan kekeluargaan diantara sesama warga Nagekeo dan Ngada yang berhubungan keturunan," ucapkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas