Kritik DPRD hingga Loyalis Ganjar ke Heru Budi Soal Rencana Garap Food Estate di Kepulauan Seribu
Budi Hartono dikiritik terkait pembangunan lumbung pangan atau food estate di area Kabupaten Kepulauan Seribu pada 2025 mendatang menuai keritikan.
Editor: Wahyu Aji
Kolase Tribunnews.com
ILUSTRASI Kepulauan Seribu, Pulau Perak di Kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Dari banyaknya lahan Food Estate, sejumlah petani di wilayah Food Estate telah merasakan hasilnya, di antaranya petani di Kalimantan Tengah.
Pada Sabtu (27/1/2024), Akhmad Hamdan, Kepala BSIP Kalimantan Tengah, mengatakan lahan Food Estate Gunung Mas mampu memproduksi jagung hingga 6,5 ton per hektar, seperti dilaporkan WartaKotalive.com.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Food Estate, Lengkap dengan Penjelasan dan Fungsinya
Dampak Positif:
Berikut ini sejumlah dampak positif Food Estate, dikutip dari Indonesiabaik.id.
- Meningkatkan nilai tambah produksi sektor pertanian lokal
- Meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian (mencapai 34,4 persen)
- Petani dapat mengembangkan usaha tani skala luas
- Terintegrasinya sistem sentra Produksi, Pengolahan dan Perdagangan
- Terbukanya potensi ekspor pangan ke negara lain
- Harga pangan menjadi murah akibat produksi pangan melimpah.
Dampak Negatif:
- Proses pembukaan lahan mengancam kehidupan masyarakat hukum adat
- Memperburuk krisis iklim dengan pembukaan lahan
- Mengancam keanekaragaman hayati melalui eksploitasi hutan dan lahan gambut
- Ada perusahaan yang menggunakan tenaga kerja lokal dengan upah rendah
- Nilai jual pertanian rakyat rendah.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Heru Budi Ungkap Alasan Bangun Food Estate di Kepulauan Seribu: Sesuai Kajian BRIN dan Bappenas
Berita Rekomendasi