Sosok Mahasiswi Untar yang Tewas Lompat dari Gedung Kampus, Terkuak Aktivitas Terakhirnya
E, mahasiswi Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta tewas setelah melompat dari gedung kampus, Jumat (4/10/2024). Korban sempat menyendiri lama.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - E (18), mahasiswi Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 6 gedung kampus.
Korban ditemukan tewas di halaman gedung kampusnya di Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (4/10/2024) sekira pukul 18.45 WIB.
E merupakan mahasiswa yang baru tahun pertama berkuliah di Untar.
Kepala Bidang Humas Untar Jakarta, Paula T Anggarina mengatakan, E baru menginjak semester 1.
Melansir Wartakotalive.com, E baru berkuliah selama tujuh pekan di kampus.
"Jadi dia adalah mahasiswa baru, jadi angkatan 2024. Dan baru masuk kita di kuliah ini sekitar bulan Agustus pertengahan. Jadi kurang lebih dua bulan lah ya," katanya, saat ditemui di Untar, Senin (7/10/2024).
Paula sekaligus membantah isu yang menyebut, E mengakhiri hidup karena masalah skripsi.
"Ini bukan mahasiswa yang sedang skripsi, bukan mahasiswa yang katanya skripsinya atau proposal skripsinya ditolak gitu ya. Itu yang perlu diluruskan," tegasnya.
Paula mengaku, pihaknya belum mengetahui bagaimana kegiatan perkuliahan korban.
Termasuk soal pertemanan korban dengan mahasiswa lainnya.
Pasalnya, kata Paula, dengan durasi perkuliahan yang baru sebentar, sosialisasi korban selama di kampus belum terlalu terlihat.
Baca juga: 5 Fakta Mahasiswi Untar Lompat dari Gedung Kampus, Ditemukan Buku Sajak hingga Kronologi Kejadian
Namun, ia memastikan tidak ada bullying yang dilakukan sesama mahasiswa atau pihak kampus kepada E.
"Bisa dipastikan itu tidak terjadi, karena kami memang kalau pada saat penerimaan mahasiswa baru, itu tidak lagi istilahnya OSPEK gitu ya, tapi kita lebih ke pengenalan kampus," urainya.
Adapun materi yang diberikan saat pengenalan kampus yakni terkait bela negara, masalah kesehatan mental dan lain sebagainya.
"Jadi tidak ada yang istilahnya karena bullying dan sebagainya. Itu tidak ada, dipastikan sih tidak ada," ucapnya.
Sementara itu, terkuak aktivitas terakhir korban sebelum nekat mengakhiri hidup.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolsek Grogol Petamburan, Kompol Reza Hafiz Gumilang.
Reza menuturkan, E sempat mengikuti perkuliahan seperti biasa di kampus.
Korban pertama kali terlihat di sekitar kampus sekira pukul 09.00 WIB.
"Kemudian pukul 10.00 WIB sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas," kata Reza saat ditemui di Polsek Grogol, Senin.
Kemudian, sekira pukul 12.30 WIB, korban bersama teman-temannya ke kafe hingga pukul 13.00 WIB.
Setelah nongkrong, korban terlihat duduk sendirian dari pukul 13.00 WIB sampai 17.30 WIB.
Berdasarkan rekaman CCTV, E terlihat naik dari lobi kampus ke lantai 6B sekira pukul 17.30 WIB.
Saat itu, korban terlihat sedang memeriksa keadaan di lantai tersebut, melansir Kompas.com.
"Kemudian korban turun ke mobilnya mungkin untuk menaruh tas dan barang-barang lainnya," kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Muhammad Aprino Tamara saat dihubungi, Minggu (6/10/2024).
Baca juga: Kampus Untar Tegaskan Mahasiswi yang Akhiri Hidup Lompat dari Gedung Bukan Korban Bullying
Setelah itu, E kembali ke lantai 6B untuk melompat, tetapi keberadaannya diketahui oleh petugas keamanan.
Petugas keamanan itu sempat menegur E agar tidak melompat sambil memanggil temannya untuk meminta bantuan.
"Sekuriti sempat menegur jangan lompat. Sekuriti itu mau bantu dengan manggil temannya. Setelah sudah manggil temannya, korban udah ditemukan jatuh," bebernya.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini, guna mengungkap motif tindakan E.
Aprino mengatakan, pihaknya menemukan catatan berbahasa Mandarin yang tertulis dalam sebuah buku milik E.
"Enggak ada (surat wasiat). Cuma kalau dari ponsel pun kami cek, tidak ada yang janggal. Cuma ada catatan di bukunya," terangnya.
Kendati demikian, polisi menilai, isi catatan itu tak menunjukkan tanda E mengakhiri hidupnya.
Dikatakan Aprino, tulisan itu hanyalah sebuah curahan hati E mengenai bebannya yang berat.
"Bukan juga janggal ya, cuma bahasanya itu agak aneh. Cuma yang tidak, 'saya bunuh diri', enggak. Bahasa yang kayak bebannya berat gitu lho," tukasnya.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa klik website ini >>> LINK
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Mahasiswi Untar yang Tewas Usai Diduga Lompat dari Gedung Baru Dua Bulan Kuliah, Tepis Bulllying
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah, Kompas.com)