Polisi Bunuh Ibu Kandung di Cileungsi dengan Gas Melon, Warungnya Terpantau Pengurus RT Jual Miras
Aipda Nikson langsung mendorong tubuh orangtua kandungnya tersebut sampai tersungkur jatuh dan memukulnya dengan gas melon yang dia ambil di warung.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan ibu kandung oleh anaknya sendiri, Nikson Pangaribuan (41) yang berprofesi sebagai polisi aktif di salah satu Polres Metro di Jakarta disaksikan langsung oleh seorang warga yang sedang berbelanja di warung kelontong yang dikelola Herlina Sianipar alias HS (61), wanita malang tersebut, Minggu, 1 Desember 2024.
Sang pembeli bernama Hotbin Pasaribu saat itu sedang berbelanja. Saat HS melayani kebutuhan barang yang dibelinya, datang Nikson Pangaribuan (41) dari belakang.
Dia langsung mendorong tubuh orangtua kandungnya tersebut sampai tersungkur jatuh. Lalu, dia mengambil tabung gas elpiji bulat (tabung gas melon) dan kemudian memukulkannya beberapa kali ke kepala ibunya.
Sang pembeli yang menyaksikan langsung tindak penganiayaan tersebut lalu memilih kabur karena takut sebelum kemudian melapor ke warga.
Peristiwa tragis tersebut terjadi di warung milik korban di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kapolsek Cileungsi Kompol Wahyu Maduransyah Putra yang dikonfirmasi membenarkan, insiden pembunuhan terjadi pukul 21.30 WIB saat korban sedang melayani pembeli.
Nikson tiba-tiba mendorong ibunya hingga terjatuh, kemudian mengambil tabung gas tiga kilogram yang ada di warung dan memukulkannya ke kepala korban sebanyak tiga kali.
"Ketika ibunya terjatuh ke lantai, Nikson Pangaribuan (41) mengambil tabung 3 kg di warung dan memukulkannya ke arah kepala sebanyak 3 kali," jelas Wahyu.
Saksi yang melihat kejadian tersebut langsung melarikan diri karena takut. Saksi Hotbin Pasaribu kemudian melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib.
Baca juga: Aipda Nikson Hantam Ibu Kandung Tabung Gas Hingga Tewas di Cileungsi, Propam Pastikan Tidak Lolos
Setelah menerima laporan pada pukul 22.30 WIB, polisi segera menuju lokasi untuk melakukan penyelidikan.
Korban Herlina Sianipar yang terluka parah dilarikan ke Rumah Sakit Kenari namun dinyatakan telah meninggal dunia saat tiba.
Pasca membunuh ibunya, Nikson melarikan diri naik mobil pick up.
Keesokan harinya, pada Senin (2/12/2024) dinihari pukul 01.00 WIB, pelaku terlihat memarkirkan kendaraannya di tengah jalan raya depan Rumah Sakit Hermina Cileungsi.
Ia kemudian berjalan kaki menuju Restoran Kopi Kenangan dan membuat keributan di sekitar lokasi.
Polsek Cileungsi, bersama tim dari Polres Bogor dan Polres Bekasi, berhasil mengamankan pelaku tidak lama setelahnya.
Nikson dibawa ke RS Polri Kramatjati menggunakan mobil ambulans. Kepolisian masih mendalami kasus ini.
Sementara itu, dari pantauan TribunnewsBogor.com di lokasi kejadian yang merupakan tempat tinggalnya bersama orang tuanya nampak sepi.
Lokasinya berada tepat di pinggir Jalan Raya Narogong, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Tampak depan dari bangunan tersebut merupakan sebuah toko atau warung berwarna kuning dengan rolling door warna hijau.
Terlihat tak ada aktivitas apapun di lokasi tersebut namun lampu depan dari tempat tersebut menyala cukup terang.
Baca juga: Aipda Nikson Bunuh Ibu Kandung di Depan Pembeli, Hantam Kepala Korban Pakai Tabung Gas 3 Kali
Selain tak ada aktivitas, di sekitar area luar bangunan tersebut pun tak terlihat adanya police line atau garis polisi.
Ditemui terpisah, Hamid selaku Ketua RT di wilayah tersebut mengaku tidak mengetahui secara pasti peristiwa yang terjadi pada Minggu (1/12/2024) tersebut.
Bahkan, ia mengaku baru mengetahui adanya aksi penganiayaan hingga menewaskan pemilik rumah oleh anaknya sendiri dari salah satu warga pada pagi hari tadi.
"Saya mah engga tau, dikasih tau sama warga katanya pak RT tau ga itu si tante meninggal? Kenapa meninggalnya? Dipukul sama anaknya pake gas 3 kilo, saya mah gatau sama sekali, saya engga kesana, kejadiannya malem," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Senin (2/12/2024).
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunnewsBogor.com, warung tersebut merupakan merupakan toko klontong yang menjual berbagai macam kebutuhan.
Selain itu, warung tersebut juga rupanya diduga menjual minuman beralkohol atau minuman keras (miras).
Hal itupun diakui oleh Hamid yang merupakan ketua RT di lingkungan tersebut.
"Saya sih engga ditutup-tutupin emang jualan, kadang-kadang bir gitu, rokok, minuman anggur," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Senin (2/12/2024).
Laporan Reporter Muamarrudin Irfani/Tribunnews Bogor/Warta Kota | Sumber: Tribunnews Bogor