Generasi Pemuda Punya Andil Dalam Sejarah Indonesia
Pemuda dalam sejarah terbentuknya bangsa dan negara Indonesia memiliki peran strategis. Salah satunya sebagai tonggak sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Ahmad Basarah mengatakan, pemuda dalam sejarah terbentuknya bangsa dan negara Indonesia memiliki peran strategis. Salah satunya sebagai tonggak sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Tidak berhenti disini, pemuda juga turut andil dalam upaya mempertahankan NKRI dari rongrongan pemberontakan di dalam negeri pada awal kemerdekaan.
Hal itu membuktikan bahwa pemuda tidak boleh absen dalam upaya mengawal negara, khususnya dalam memastikan Pancasila sebagai satu- satunya ideologi yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Hal ini disampaikan Basarah, pada pidato penutupan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan Resimen Mahasiswa se-Provinsi Lampung, Minggu (8/10/2017).
"Bangsa Indonesia saat ini menghadapi dua gelombang persaingan ideologi dunia atau transnasional yaitu fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama. Realitanya, pemuda Indonesia kini menjadi korban dari gaya hidup konsumtif dan hedonis yang ditawarkan oleh kaum liberalisme sebagai pendukung utama fundamentalisme pasar. Sementara di sisi yang lain, kaum fundamentalisme agama telah berhasil merekrut anak-anak muda Indonesia untuk menjadi pelaku terorisme,” ujarnya.
Untuk itulah, MPR menyosialisasikan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI seperti Pancasila, UUD NRI tahun 1945 dan Tap MPR, NKRI, serta Bhinneka Tunggal Ika ke seluruh penjuru, termasuk kalangan pemuda dan pelajar.
Anak-anak muda Indonesia diminta hati-hati dengan praktik politik 'devide et impera', yaitu politik adu domba.
"Kita jangan salah menganalisa musuh bangsa. Musuh kita adalah kelompok yang hendak mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi-ideologi lainnya. Sehingga, sangat tidak tepat jika kita memusuhi saudara-saudara sebangsa hanya karena berbeda suku, agama, ras dan golongannya. Salah satu ancaman besar terhadap generasi muda Indonesia adalah bentuk-bentuk gerakan radikalisme agama yang masuk ke lingkungan kampus dengan menawarkan paham-paham yang tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa. Seluruh elemen masyarakat harusnya sudah meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya ini", tutur mantan aktivis GMNI ini.
Oleh karena itu, Resimen Mahasiswa punya tugas sejarah dan tugas ideologis penting untuk mengawal, mengamankan dan menyebarluaskan ideologi Pancasila dengan mempelopori “Gerakan Kampus Sebagai Benteng Pancasila” bersama-sama dengan elemen pemuda lainnya.
“Pemudalah yang harus berada di depan, pemudalah yang memegang obor untuk mencegah paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila agar tidak masuk ke dalam kampus. Sehingga, masa depan pendidikan dan nasib generasi penerus bangsa Indonesia ke depan tidak berada di jalan yang salah”, pungkas Basarah yang juga anggota Komisi III DPR ini.