Kunjungi Makam Sunan Kalijogo dan Raden Patah, Gus Jazil: Jangan Lupakan Jasa Ulama
Gus Jazil mengatakan dirinya memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan mengajak warga bangsa ini untuk selalu mengenang dan pahlawan dan ulama
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK – Upaya melestarikan tradisi sekaligus penghargaan kepada para pejuang dan ulama terus dilakukan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Salah satunya dengan berziarah ke makam sejumlah wali dan para tokoh tempo dulu.
Kebiasaan berziarah ke para tokoh baik wali maupun ulama penyebar agama Islam tempo dulu ini memang sudah menjadi tradisi di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), seperti yang dulu sering dilakukan oleh Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Akhir pekan kemarin, Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid–berziarah ke sejumlah maqbarah atau makam para ulama dan wali. Seperti Makam Sunan Kalijaga atau Raden Said di Kadilangu, sekitar 2 km dari pusat kota Demak atau Masjid Agung Demak, Jawa Tengah. Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari kesembilan Wali Songo, penyebar agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kerajaan Demak.
Selain itu, juga berziarah ke makam Raden Patah atau Raden Fattah, pendiri dan pemimpin atau raja pertama Kesultanan Demak pada tahun 1478/1500 hingga 1518. Juga berziarah ke Makam Sultan Trenggono alias Pate Rodim, raja ketiga Kesultanan Demak yang memerintah pada tahun 1521-1546 yang juga berada di Komplek Pemakaman Masjid Agung Demak.
Gus Jazil juga berziarah ke Makam Syekh Ahmad Mutamakkin atau yang juga dikenal dengan sebutan Ki Cebolek di Kajen, Pati, Jawa Tengah, dan juga Makam Mbah KH Sahal Mahfudh, ulama terkemuka yang pernah menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, di areal pemakaman yang sama dengan Syekh Mutamakkin.
Gus Jazil mengatakan, sebagai wakil ketua MPR, dirinya memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan mengajak warga bangsa ini untuk selalu mengenang dan menghargai jasa para pahlawan dan ulama yang telah banyak berjuang untuk negeri ini. ”Adanya Indonesia ini adalah kelanjutan dari perjuangan Sunan Kalijogo, Sultan Demak, dan para wali serta ulama tempo dulu. Kita ini hanya menikmati dari apa yang sudah dirintis beliau-beliau itu,” tuturnya.
Karena itu, tutur Gus Jazil, bangsa ini tidak boleh melupakan jasa para wali dan ulama tempo dulu. ”Dan ini menjadi jargon kami, Jas Hijau: jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama,” tutur Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Apalagi di era pandemi ini, kata Gus Jazil, semangat kebersatuan dan kepedulian untuk menghargai para perjuang, harus digunakan sebagai semangat dan kekuatan untuk bangkit dari keadaan. Juga memperkuat semangat silaturahim. ”Karena kita tahu, kita semua sekarang dalam kesulitan. Mudah-mudahan kita semua bangsa Indonesia segera bebas dari pandemi corona,” tuturnya. (*)