1.750 Sniper Berkeliaran di Denpasar-Nusa Dua
Tak ingin terjadi hal-hal yang bisa mengancam keamanan, ketertiban dan kelancaran ASEAN Summit 2011, pihak keamanan melakukan siaga penuh
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi
KEDATANGAN lebih dari 16 tamu setingkat Presiden, Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali, membuat semua kemungkinan negatif bisa terjadi kapan dan di mana saja, mulai dari kemacetan sampai rawan demonstrasi.
Tak ingin terjadi hal-hal yang bisa mengancam keamanan, ketertiban dan kelancaran ASEAN Summit 2011, pihak keamanan melakukan siaga penuh selama 24 jam selama pelaksanaan kegiatan.
Menurut Wakil Koordinator Komando Operasional Pengamanan KTT ke-19 ASEAN, Komjen (Pol) Nanan Soekarna, pihaknya selalu menyisir berulang setiap waktu, baik dengan menggunakan mobil patroli maupun berjalan kaki, agar memastikan semua jalur dan venue tempat kegiatan tak ada ancaman berbahaya.
Satu hal teknis yang bisa memperlihatkan keseriusan level tinggi adalah penyediaan 1.750 personel dengan kemampuan menembak khusus alias sniper. Para penembak jitu ini disebar di hampir semua titik di sepanjang jalan dari bandar udara internasional Ngurah Rai (jalan I Gusti Ngurah Rai) menuju kompleks Nusa Dua. Selain itu ada juga di kawasan Kuta dan Sanur, plus wilayah dalam rentang 5-10 kilometer di luar jangkauan terluar.
Para sniper tersebut dilengkapi dengan senjata standar plus sepeda motor, dengan dua penembak per motor.
"Kami akan makin intensifkan operasional sniper ini, terutama saat tamu-tamu VVIP (Very very Important Person) mulai berdatangan lusa. Jika terjadi sesuatu yang mencurigakan dan bisa membahayakan iring-iringan mobil tamu VVIP tersebut, mereka dipersilakan melakukan eksekusi, tentu dengan prosedur yang sudah dilakukan ke markas komando," jelas Nanan.