Amunisi Anas Urbaningrum Ditunggu Publik
Ketua Dewan Pembinca Partai Demokrat, secara terbuka meminta KPK memperjelas status Anas.
Penulis: Rachmat Hidayat
Baca juga: Anas Urbaningrum Disinggung Saat Rapat Timwas Century-KPK
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Perlawanan tersangka kasus korupsi Hambalang, Anas Urbaningrum diibaratkan sebuah buku tebal. Masyarakat awam seakan harus menunggu untuk mengetahui halaman demi halaman buku yang akan "dibacakan" mantan ketua umum Partai Demokrat ini.
Pengajar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai, Anas sengaja menjadikan dirinya sebagai "korban" ketidakadilan pasca penetapan dirinya sebagai tersangka kasus korupsi. Apalagi, sebelum penetapan statusnya sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembinca Partai Demokrat, secara terbuka meminta KPK memperjelas status Anas.
"Banyaknya politisi bersilahturahim ke rumah Anas di Duren Sawit, Jakarta Timur, dibaca publik sebagai bentuk dukungan. Apapun alasannya dari pembesuk Anas, pandangan masyarakat menjadi bias antara kebencian terhadap korupsi dan simpati terhadap Anas. Dalam hal ini saya mengakui Anas punya poin lebih dalam mengelola manajemen konflik menjadi kentungan politik bagi dia sendiri," ujar Ari Junaedi kepada Tribun, Kamis (28/2/2013).
Setiap bentuk sanggahan atau bantahan dari kubu Cikeas terhadap tuduhan Anas, lanjut Ari, dipastikan akan dinilai publik sebagai bentuk penutupan terhadap ketidakbenaran. Oleh karena itu, Ari menilai sangat mubazir dan kontraproduktif pernyataan-pernyataan dari DPP Demokrat atau Cikeas jika menanggapi terus serangan-serangan yang dibangun Anas.
"Pantas saja SBY pernah mengeluh tentang lemahnya pengelolaan public relations di Partai Demokrat, baru saja Anas membuka halaman pertama dari buku tebal, partai besutan Presiden SBY ini sudah tunggang-langgang," kata Ari.
"Yang jelas dari kasus Anas ini, banyak pihak diuntungkan. Baik Anas maupun tokoh-tokoh politik yang sowan ke Duren Sawit. Justru yang mengalami kemunduran adalah upaya pemberantasan korupsi," Ari Junaedi yang juga pengajar program pascasarjana di berbagai universitas di tanah air ini menegaskan kembali.