Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri Diminta Ungkap Pelaku Peluru Nyasar pada Bayi 13 Bulan

Anggota Komisi IX DPR, Poempida Hidayatulloh menyampaikan rasa belasungkawa sebesar-besarnya

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Polri Diminta Ungkap Pelaku Peluru Nyasar pada Bayi 13 Bulan
Tribun Timur/Azis
Fathir Muhammad (13 bulan), meninggal dunia di ruang ICU Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Jl Perintis Kemerdekaan KM 11, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Kamis (7/3/2013), sekitar pukul 23.50 Wita. 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Anggota Komisi IX DPR, Poempida Hidayatulloh menyampaikan rasa belasungkawa sebesar-besarnya kepada keluarga bayi Fathir Muhammad (13 bulan).

Fathir adalah korban peluru nyasar yang meninggal dunia di ruang ICU Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Jl Perintis Kemerdekaan KM 11, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Kamis (7/3/2013) kemarin, sekitar pukul 23.50 Wita.

"Saya menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Bayi Fatir ini," ucap politisi Golkar ini kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (8/3/2013).

Bayi Fathir meningggal diselimuti misteri, sebab hingga ajal menjemput polisi tidak mampu menjawab dan mengungkap siapa dalang atau pelaku dibalik menembakan misterius yang menimpa bocah tak berdosa itu. Selamat Jalan Fathir.

Terkait itu pula, Poempida juga menyampaikan prihatinnya karena sampai saat ini misteri peluru nyasar belum juga terkuak.

Dia tegaskan, tidak ada alasan bagi pihak kepolisian untuk tidak melakukan penyelidikan secepatnya.

Lebih lanjut menurutnya, basis dari penyelidikan tidak hanya dari proyektil atau peluru yang masih bersarang di kepala korban bayi tak berdosa itu.

BERITA REKOMENDASI

Dia tegaskan, jika pihak kepolisian hanya mengacu pada basis penelitian balistik proyektil, ini tidak tepat. Karena secara fisika dan matematika dapat dilakukan simulasi yang berupa ekstrapolasi dengan memakai variabel

"Sudut jatuhnya proyektil dan “muzzle velocity”, kecepatan peluru saat ditembakan dari berbagai jenis senjata dan pelurunya. Sehingga dapat dipastikan radius asal penembakan," jelas Poempida.

Dengan menyisir daerah dalam radius itu dan melakukan pencarian fakta berdasarkan kesaksian tentang letupan senjata api maka akan dapat lokasi penembakan.

"Apabila proses penyelidikan ini lambat, saya duga kasus ini terkesan ditutupi. Karena bisa saja ini akibat dari oknum aparat sendiri. Apa pun yang terjadi sebenarnya, siapa pun pelakunya, demi kebenaran harus diungkap. Pihak kepolisian tidak perlu ragu lagi menindaklanjutinya," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, bayi Fathir meninggal dunia setelah menjalani masa kritis dan perawatan selama satu bulan lebih akibat terkena peluru nyasar, Jumat 1 Februari lalu di kadiaman orang tuanya Jl Baji Gau No 3F, Makassar.

Fathir terkena peluru nyasar saat tengah bermain bersama kakak kandungnnya di dalam kamar sekitar pukul 20.00 Wita. Hingga kini tim labfor Polda Sulsel, belum memberikan keterangan resmi terkait proyektil yang pernah bersarang di kepala Fathir.

Anak pasangan Fikri Munandar dan Nurhikmah ini, sebelumnya menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru pada 18 Februari lalu dan berhasil.

Pada tanggal 5 Maret lalu, Fathir kembali menjalani operasi kedua kalinya yakni pemasangan batok kepala dan operasi tersebut juga berhasil. Namun setelah beberapa hari pascaoperasi kondisi Fathir melemah sehingga membuat nyawa korban tidak terselamatkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas