Hindari Modal Besar Kampanye Ferry Juliantono Urunan
Politisi Gerindra, Ferry Juliantono mengaku tak memiliki modal banyak untuk berkampanye dalam Pemilu Legislatif nanti, namun
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Gerindra, Ferry Juliantono mengaku tak memiliki modal banyak untuk berkampanye dalam Pemilu Legislatif nanti, namun bukan berarti dirinya tidak bisa menyapa dan menyosialisasikan idenya ke para pemilih.
Ferry yang maju dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII mengaku punya taktik menekan dana kampanye lewat urunan atau patungan dengan caleg separtai yang maju untung anggota DPRD Provinsi, Kabupaten atau Kota.
"Kalau mau jujur dengan sistem proporsional terbuka, dana kampanyenya bisa disharing dengan caleg DPRD I dan II," ujar Ferry dalam diskusi bersama wartawan di Media Center Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Rabu (1/5/2013).
Selain itu, kata Ferry, caleg tak berduit harus memperbanyak komunikasi dengan menemui pengurus partai ke basis-basis konstituen, selain juga menemui tokoh-tokoh setempat. Memang, idealnya seorang caleg punya uang dan turun ke bawah.
Untuk menyapa dapilnya, Ferry menggunakan posisinya sebagai anggota dewan penasihat nelayan Indonesia, dengan menemui tokoh-tokoh nelayan. Ia tak khawatir jika dapilnya antara lain di Indramayu, Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon basis Golkar dan PDI P.
Ia meyakini pemilih Golkar di daerah Indramayu menurun menyusul kekalahan Kang Yance dalam Pemilu Kepala Daerah Jawa Barat lalu. Kesempatan ini akan digunakan Ferry sebaik-baiknya, termasuk memfokuskan suara di wilayah kabupaten Cirebon.
"Di Indramayu dengan beberapa faktor itu saya yakin belum tentu Golkar yang periode sebelumnya dominasi menang lagi. Saya pilih Kabupaten Cirebon dan Indramayu karena kantong pemilihnya lebih banyak," tukas Ferry yang mengaku tak khawatir meski ada caleg incumbent di sana.
Di dapil yang sama, diakui Ferry sangat menguntungkannya. Karena sejumlah politisi senior seperti Rohmin Dahuri dari PDI P, Enggar Lukito dari NasDem, Mahfud Siddiq dari PKS, tidak mencalonkan kembali. Memang beberapa incumbent maju seperti Ferman Khoiron dari Demokrat.
"Faktor itu tentu membuat saya tanpa harus tinggi hati, bahwa peluang jadi terbuka. Saya secara pribadi memiliki beban agar Gerindra memiliki kursi di situ. Syukur ada satu kursi bahkan lebih dari dapil ini. Saya sudah ada rumah aspirasi, posko," katanya.