TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Transformasi seorang selebritis ketika menjadi anggota DPR, harus dilakukan.

Sehingga, masa-masa keglamorannya sebagai artis, tak bisa lagi dipertontonkan, ketika benar-benar menjadi wakil rakyat di DPR.

Kritik ini disampaikan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro dalam diskusi 'Potensi Caleg Artis dan Aktivis Muda di Pemilu 2014,' di Media Center Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (3/5/2013).

Siti Zuhro yang akrab dipanggil Wiwieq mencontohkan, tranformasi  harus dilakukan artis, karena kerja kedewanan menununtut efektivitas seperti cara berdandan. Maka, harusnya tak lagi glamor, seperti memasang bulu mata.

"Artis harus melepas bulu mata. Kita kan semua tahu anggota Dewan sibuk rapat dari mulai di fraksi, komisi, hingga pleno. Kalau artis kebanyakan dandan, perlu banyak waktu, nanti yang ada kan ketinggalan," papar Wiwieq.

Transformasi lain yang harus dilakukan artis bukan saja soal cara berdandan, tapi juga pengetahuannya soal kedewanan, seperti soal tata negara. Yang terpenting, seorang artis pun harus menunjukkan benar-benar membela rakyatnya.

Masih kata Wiwieq, mereka yang memiliki latar belakang artis harusnya menyadari bahwa Indonesia berada di ujung tanduk, dengan demokrasi yang kebablasan. Sehingga, menyiapkan diri menjadi Dewan berkualitas adalah keharusan. (*)