Drajad Wibowo: Cita-cita Reformasi Masih Melenceng
Hasil positif reformasi lebih banyak dari sisi politik dan ketatanegaraan. Akan tetapi masih banyak yang melenceng di bidang lainnya.
Penulis: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Hasil positif reformasi lebih banyak dari sisi politik dan ketatanegaraan. Akan tetapi, masih banyak yang melenceng di bidang lainnya.
"Kita makin demokratis, meskipun belum memenuhi standar demokrasi negara maju. Rakyat memilih langsung pemimpinnya, meski banyak ekses, seperti politik uang," ungkap Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Drajad Wibowo, Selasa (21/5/2013).
"Kebebasan menyatakan pendapat menurutnya, sudah semakin maju. "Pers kita termasuk yang paling bebas di Asia," ungkap Drajad.
Selain itu, mengenai otonomi daerah lebih besar dibandingkan jaman Orba. Akan tetapi memang, Otda belum memberikan hasil maksimal bagi kesejahteraan rakyat. Semua proses demokratisasi itu, imbuhnya lagi, memberikan stabilitas politik dan keamanan yang mapan, yang membuat banyak pihak luar negeri terkejut. Mereka menyangka negara dengan kebinekaan seperti Indonesia akan terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil. Ternyata, Darajad menegaskan, mereka salah.
"Kita sebagai bangsa sudah menikmati the gain of democracy berupa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang di atas nilai intrinsic-nya. Itu semua adalah the gain of democracy. Namun dari sisi kedaulatan ekonomi, pemerataan, sustainabilitas, penegakan hukum, kita sangat melenceng dari cita-cita reformasi," ujarnya.
Diserahkannya blok Cepu kpd ExxonMobil dan dominan-nya penguasaan asing pada berbagai sektor, Drajad mengingatkan, adalah buktinya. Demikian juga dengan kegagalan kebijakan pangan yang membuat impor pangan seperti gila-gilaan.
Makin besarnya kesenjangan antara si kaya dan miskin juga tak terbantahkan. Penanganan korupsi yang tajam ke kelompok tertentu, tapi tumpul kepada kelompok yang lain pun sudah menjadi berita sehari.
"Kasus Century adalah buktinya. Birokrasi masih jadi faktor negatif. Jadi, masih banyak yang melenceng dari cita-cita reformasi.
Ada yg masih mirip dengan jaman Orba, yaitu terlantarnya sila ke-5 Pancasila. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada sila ke-5 ini, kita jalan di tempat," pungkas Drajad Wibowo.