J Kristiadi: Pamor SBY Tak Segemerlap Dulu
Peneliti Senior Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), J Kristiadi menegaskan langkah Presiden Susilo Bambang
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), J Kristiadi menegaskan langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat tidak mampu menyelematkan Partainya.
"SBY tidak juga bisa menyelamatkan Partai hanya sekedar menjadi Ketua Umum. Tidak bisa," tegas Kristiadi kepada wartawan di kompleks Gedung MPR, Jakarta, Senin (27/5/2013).
Apalagi kini, imbuhnya, Pamor SBY sudah tidak segemerlap waktu dulu. Menurutnya, Pamor sudah merosot.
Kenapa merosot? Karena kepemimpinan SBY sebagai kepala pemerintahan dipertanyakan. Banyak orang mempertanyakan, negara ini ada atau tidak? Apa perbuahan yang dilakukan SBY sebagai kepala negara, selama 10 tahun menjabat tiap tahun ada orang meninggal karena mudik lebaran.
"Perbaikannya tidak pernah ada. Belum yang lain-lain," ujarnya.
Selain itu, karena perilaku kader-kadernya didakwa korupsi menyebabkan Partai Demokrat turun.
"Gempuran media yang dipicu oleh perbuatan dari tokoh-tokoh demokrat yang melakukan tindakan korupsi. Gempuran itu merontokkan kredibilitas Demokrat," jelas dia.
Karena itu, menurutnya, Survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang diumumkan di Jakarta, Minggu (26/5/2013), menunjukkan elektabilitas atau tingkat dukungan publik terhadap Partai Demokrat menjelang Pemilu 2014 tidak merangkak naik meskipun Anas Urbaningrum telah lengser dari jabatan Ketua Umum DPP Demokrat. Meskipun Anas digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, elektabilitas Demokrat justru menurun.
Padahal alasan diturunkannya Anas dari kursi ketua umum Demokrat beberapa bulan lalu karena elektabilitas partai turun terus maka diadakan KLB Demokrat.
Hasil survei CSIS itu memperlihatkan elektabilitas Demokrat melorot di urutan ke empat dengan angka 7,1 persen. Padahal, hasil survei CSIS ketika Anas masih menjabat di Juli 2012, elektabilitas Demokrat masih 11,1 persen.