Jamsostek Membenahi SDM Agar Lebih Disiplin
PT Jamsostek (Persero) terus berbenah diri untuk menyiapkan perubahan bertransformasi
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Jamsostek (Persero) terus berbenah diri untuk menyiapkan perubahan bertransformasi. Sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus menangani penyelenggaraan jaminan sosial.
Perseroan ini pada tanggal 1 Januari 2014 akan bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, sehingga kedepan para peserta Jamsostek tidak hanya selalu buruh dan pekerja pabrik, namun akan bertambah dari pekerja sektor lainnya.
Tentunya pelayanan terhadap peserta yang akan didapatkan minimal serupa, dan akan lebih baik. Direktur Pelayanan PT Jamsostek (Persero), Achmad Riadi menerangkan, berbekal pengamatan dan pengalaman di lapangan, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terkait dengan pelayanan Jamsostek, kuncinya cuma satu, yaitu eksekusi segera.
“Meskipun kita punya strategi, punya perencanaan yang bagus, namun kalau tidak dieksekusi dengan segera tidak ada gunanya.” ujar Riadi, Minggu (28/7/2013).
Pelayanan terbaik itu harus mampu memberikan nilai tambah, seperti melayani dengan baik, kecepatan dalam memberikan layanan, tata ruangan juga harus baik dan memenuhi fasilitas atau keinginan peserta dengan baik.
"Saya lihat dari berbagai perusahaan termasuk di bank tentang paradigma pelayanan, dari sana saya berpikir, harus ada yang dirubah sebagai layanan prima dan berkualitas," tuturnya.
Kedua yang diubah menurutnya adalah sikap yang kurang baik, harus diperbaiki menjadi professional, terbaik dengan memiliki sentuhan kemanusiaan. Contohnya pada penerapan pola antrian.
"Pola antrean itu kemudian saya ubah, bagi peserta yang akan mengurus klaim ke Jamsostek, dari awal sudah diperiksa kelengkapan dan berkasnya oleh petugas. Begitu diketahui lengkap semuanya, baru diberi nomor untuk antre pelayanan selanjutnya," ungkap Riyadi.
Di sisi lain, Riadi juga minta pada karyawannya untuk melakukan pelayanan dengan sentuhan kemanusiaan. Diterangkannya, dengan tidak mengorbankan klaim, kalau dilihat nilai klaimnya kecil dan kelengkapan dokumen peserta yang akan klaim ternyata kurang.
"Sebatas itu tidak prinsip, dan peserta itu sampai harus pulang kembali yang jauh untuk melengkapinya. Pelayanan bisa dilakukan secara fleksibel," ujarnya. Itulah maksudnya pelayanan dengan sentuhan kemanusiaan. " tidak kaku," katanya.
Perbaikan selanjutnya tidak ada waktu jeda dalam melayani peserta. Jadi, para petugas beristirahat saya intruksikan bergantian. Dengan begitu, peserta yang mengurus klaim tetap terus dilayani sepanjang waktu kerja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.