Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adi: Buddha Ajarkan Kebaikan untuk Balas Kejahatan

Hikmahbudhi menilai pernyataan Menteri Agama terkait ledakan yang terjadi di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, sangat kontroversial.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Adi: Buddha Ajarkan Kebaikan untuk Balas Kejahatan
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Suasana Vihara Ekayana Buddhist Centre, Duri Kepa, Jakarta Barat, Pasca ledakan bom pada Minggu malam, Senin (5/8/2013). Terjadi ledakan bom berdaya ledak kecil dan sebuah bom yang tidak meledak di dalam vihara yang melukai tiga orang. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Tribunnews.com, Jakarta — Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) menilai pernyataan Menteri Agama Suryadharma Ali terkait ledakan yang terjadi di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, sangat kontroversial.

Menurut Ketua Hikmahbudhi, Adi Kurniawan, terlalu dini jika menteri agama menyimpulkan ledakan di Vihara Ekayana terkait kasus Rohingnya Myanmar.

"Pernyataan Bapak Menteri sangat kontroversial, karena menurutnya (Suryadharma Ali) di dalam serpihan (sisa ledakan) tertulis pernyataan balas dendam dari sekelompok orang, dan terlalu cepat untuk menyimpulkan," kata Adi seusai jumpa pers, di Sekretariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Jakarta Pusat, Senin (5/8/2013).

Lebih lanjut Adi mengimbau agar umat Buddha Indonesia tidak terpancing insiden ini dan tetap menjaga ketenangan.

"Umat Buddha diharapkan terus mengevaluasi, mencari persoalan di mana letak masalahnya dan jangan sampai terpancing," ucap Adi.

Menurut Adi, ajaran Buddha tidak mengenal kejahatan dibalas dengan kejahatan. Ajaran Buddha justru menganjurkan kejahatan dibalas dengan kebaikan.

"Jika melakukan perlawanan frontal, bisa memperkeruh suasana. Maka kami mengimbau umat Buddha jangan sampai terprovokasi," tambah Adi.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Ketua Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Parlindungan Simarmata menyatakan sependapat bahwa ledakan di Vihara Ekayana bukan merupakan bentuk balas dendam atas masalah etnis Rohingya di Myanmar.

"Ini cuma provokasi, saya menyesalkan perkataan menteri agama. Jika polisi yang menyampaikan itu wajar, tetapi kali ini menteri agama yang mengatakan, itu bisa menjadi hal yang tidak lazim," kata Parlindungan.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas