Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anas Ungkap Ada Menteri Menjelekkan SBY

Rivalitas antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan Anas terkait pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat

Penulis: Febby Mahendra
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Anas Ungkap Ada Menteri Menjelekkan SBY
TRIBUNNEWS.COM/MUHAMMAD ZULFIKAR
Buku Anas Urbaningrum Dalam Sorotan Status Facebook Tumbal Politik Cikeas, karya Ma'mun Murod Al-Babasy 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Buku Anas Urbaningrum Dalam Sorotan Status Facebook Tumbal Politik Cikeas, karya Ma'mun Murod Al-Babasy, mengungkap adanya rivalitas antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan (SBY) Anas terkait pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat di daerah-daerah.

Ma'mun Murod mencontohkan kemarahan SBY ketika Sinyo Hari Sarundajang, Gubernur Sulawesi Utara yang juga Ketua DPD Sulawesi Utara Partai Demokrat, terjungkal dalam musyawarah daerah di Hotel Peninsula, Manado, 6-7 April 2011.

SBY menghendaki Sarundajang terpilih sebagai Ketua DPD Sulawesi Utara Partai Demokrat. Sarundajang mendapat dukungan kuat dari DPP Partai Demokrat. Keinginan SBY tersebut disampaikan kepada Anas melalui SMS.

"Sementara realitas di bawah, DPC-DPC justru menyatakan penolakannya terhadap Sarundajang dan lebih melirik Wali Kota Manado Vicky Lumentut. Melihat realitas politik saat itu, Anas Urbaningrum mencoba bersikap demokratis dan proporsional, benar-benar menyerahkan sepenuhnya kepada DPC-DPC," tulis Ma'mun Murod di halaman 200 bukunya.

Dalam pemilihan, Vicky Lumentut memperoleh 11 suara sedang Sarundajang hanya 3 suara. Tak pelak, kemarahan SBY pun meledak. "SBY mengirim SMS ke Anas Urbaningrum yang isinya bernada ancaman," kata Ma'mun, mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat yang dikenal sebagai loyalis Anas.

Apa isi SMS itu? Menurut Ma'mun, Anas tidak mau menunjukkan kepada dirinya. "Pokoknya isinya ngeri-ngeri sedap," ujar Ma'mun mengutip perkataan Anas.
Namun pada intinya melalui SMS tersebut SBY menyebut Anas sudah tidak loyal. "SBY akan bikin perhitungan dengan Anas Urbaningrum, begitu menurut Anas Urbaningrum," tulis Ma'mun di buku setebal 282 halaman tersebut.

Selain soal rivalitas, Ma'mun juga mengisahkan kompromi yang dilakukan Anas ketika menyusun personalia di DPP Partai Demokrat setelah Kongres Bandung Mei 2010. Anas meminta putra SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menduduki posisi penting sebagai Sekjen Partai Demokrat.

Berita Rekomendasi

Bagian mengenai sikap Anas yang melibatkan Anas di posisi stategis itu diberi judul: Ibas Sekjen, 'Sesaji' Loyalis Anas. "Pada kesempatan pertemuan pertama sebagai ketua umum terpilih, Anas Urbaningrum juga meminang putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, untuk menempati posisi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat," kata Ma'mun.

Manuver Anas itu, menurut Ma'mun, mencerminkan sikap Anas yang tidak serakah mengambil semua posisi strategis untuk kelompok dan pendukungnya.

"Anas Urbaningrum tidak mengenal the winners take all (pemenang mengambil semuanya). Namun di antara alasan-alasan yang ada, paling utama menjadikan Edhie Baskoro Yudhoyono sebagai sekretaris jenderal, tidak lain sebagai bentuk penghormatan dan loyalitas Anas kepada SBY," katanya.

Namun, sikap Anas tersebut ternyata belum mampu menghilangkan ketersinggungan SBY. "Lantara ketidakpatuhan Anas Urbaningrum untuk mundur sebagai calon ketua umum saat kongres Bandung," tambah Ma'mun Murod

Bukan hanya Ibas (pendukung Andi Alfian Mallarangeng) yang mendapat porsi di DPP Partai Demokrat, Anas juga mengakomodir para pedukung Marzuki Alie (Ketua DPR yang juga mencalonkan diri dalam Kongres Bandung) dan kerabat Cikeas. Ma'mun menyebut sebagian nama mereka, antara lain Max Supacua, pendukung Marzuki Alie, yang kemudian mendapat jabatan sebagai wakil ketua umum.

"Ada juga pula Sofwatilah Mohzaib (faksi Marzuki Alie/wakil sekjen), Ramadhan Pohan (faksi Andi Mallarangeng/wakil sekjen), Handoyo Mulyadi (kroni Cikeas) untuk jabatan wakil bendahara umum, sebelum akhirnya menjabat bendahara umum, dan Toto Riyanto (kroni Cikeas) untuk jabatan Direktur Eksekutif," katanya.

Ditambahkan, orang-orang di luar faksi Anas Urbaningrum lainnya banyak yang mendapat jabatan di lingkup pengurus harian, baik di lingkup divisi maumpun departemen. Ma'mun menyebut itulah bentuk kesantunan Anas dalam berpolitik.

Termasuk keengganan Anas melaporkan sikap seorang kader Partai Demokrat yang menjadi menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Menurut cerita Anas, menteri itu sering menjelek-jelekan SBY.

"Ada seorang menteri yang suka ngerasani (membicarakan) dan menjelekkan SBY. Saya tahu itu (sambil tersenyum). Coba kalau saya nakal lalu saya rekam ocehan menteri itu dan saya kasihkan ke Cikeas, habis itu karir politik di di Partai Demokrat dan juga lepas jabatan menterinya," kata Anas seperti dikutip Ma'mun Murod.

Anas tak ingin berbuat keji dan sadis, dengan melaporkan sang menteri kepada SBY. "Tapi sebaliknya saya yakin banyak bisikan-bisikan yang masuk ke SBY yang bernada fitnah tentang saya," tambah Anas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas