Pengawal Orang Penting Memburu Rompi Antipeluru
Para pengawal pribadi orang-orang penting atau VIP hingga masyarakat biasa kini mulai melindungi diri
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Para pengawal pribadi orang-orang penting atau VIP hingga masyarakat biasa kini mulai melindungi diri dengan rompi dan helm antipeluru.
Penggunaan akan perisai diri tersebut meningkat tinggi, mencapai 30 persen, setelah penembakan yang menewaskan anggota polisi terjadi berulang-ulang di wilayah Tangerang Selatan dan DKI Jakarta, dua bulan ke belakang.
"Sekarang banyak yang membeli rompi antipeluru, dari kalangan seperti pengawal VIP, perusahaan, atau orang yang mau menyetor uang ke bank," ujar Iwan Prakoso Adiningrat, pedagang alat-alat militer legal dan berizin kepada TRIBUNnews.com, di Jakarta, Jumat (13/9).
Penembakan berulang yang meneror anggota polisi Juli lalu, rupanya warga merasakan takut sehingga melindungi diri dengan perisai rompi tahan atau antipeluru.
"Sejak ada berita-berita penembakan itu, terasa sekali peningkatan. Kalau tadinya pernjualan 5 sampai 10 unit per jari, sekarang bisa menjadi 15-20 unit per hari dari berbagai macam level. Umumnya permintaan untuk self defence," kata Iwan.
Peristiwa penembakan berulang terhadap anggota polisi menjadi pelajaran bagi anggota polisi dalam menjaga diri. Satu di antaranya adalah memberikan rompi antipeluru bagi anggota kepolisian yang bertugas dilapangan.
Iwan menjual aneka ragam rompi, helm dan jaket. Rompi antipeluru level 1, tingkatan terendah yang hanya mampu menahan peluru kaliber di bawah .1 atau 2,54 mm dijual Rp 3,5 juta, hingga antipeluru level 4 yang mampu menahan peluru senjata laras panjang dijual Rp 8,5 juta.
Ada pun helm antipeleru berkisar dari darga Rp 2,5 juta hingga Rp 4,5 juta. Kemudian Jaket antisenjata tajam Rp 1,5 juta dan rompi antisenjata tajam Rp 1 juta. antisenjata tajam. (tribunnews/coz/bah/amb)