Kejanggalan Kasus Buat Keluarga Sisca Yofie Datangi Mabes Polri
Keluarga almarhum Sisca Yofie menyambangi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) guna mendapat penjelasan
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga almarhum Sisca Yofie menyambangi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) guna mendapat penjelasan dan keadilan. Keluarga korban pembunuhan di Cipedes, Kota Bandung pada 5 Agustus 2013 ini merasa masih ada yang janggal dalam penanganan kasus sadis tersebut.
Kepada wartawan, Ramdan Alamsyah selaku pengacara yang mendampingi keluarga Sisca, mengungkapkan maksud kedatangannya. Keluarga Sisca ingin bertemu dengan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Oegroseno supaya penanganan kasus pembunuhan Sisca dijelaskan sesuai fakta yang benar
"Keluarga menilai masalah ini sangat janggal," kata Ramdan saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2013).
Dikatakan Ramdan, keluarga Sisca ingin fakta yang ada serta analisa polisi dalam hal ini Polrestabes Bandung diungkap dengan sesungguhnya. Masih menurut Ramdan, sesuai dengan yang dikatakan penyidik pada saat awal, kepolisian menduga adanya unsur pembunuhan secara berencana.
"Maka kita minta Wakapolri menerimanya dengan data-data yang kita miliki yang selama ini belum diteliti penyidik, seperti bagaimana handphone dan nomor-nomor pada korban itu bisa dikeluarkan," katanya.
Ia pun mengatakan, meninggalnya Sisca tidak mungkin hanya berupa pembunuhan biasa yang dilakukan perampok. Banyaknya hal yang janggal membuat pihaknya pun sudah mendatangi kejaksaan tinggi Bandung. Hal itu dimaksudkan agar jaksa bisa melihat dan memberi masukan pada penyidik untuk mengungkap lebih dalam masalah ini.
Ramdan mengatakan ada beberapa kejanggalan di balik tewasnya Sisca. Pertama, katanya, adalah pertanyaan soal apakah benar rambut korban itu ditarik atau menempel pada gear motor.
"Kedua, apakah dengan semudah itu dari orang-orang yang di BAP sebelum adanya perampokan? Masa iya pelaku itu menegur 'bu, bu,' itu kan satu hal yang tidak mungkin," katanya.
Ketiga apa benar seorang perempuan mampu merangkul sebegitu erat dari jarak sekian meter tidak terputus. "Itu kan sangat janggal," katanya.
Maka itu, kata Ramdan penyelidikan tidak dilakukan hanya sebatas yang dituturkan pelaku, tapi juga dari penuturan orang sekitar yang melihat Sisca ditarik dan dipegang dengan tangan.
"Maka demikian, ini adalah perkara sagat besar. Keinginan keluarga ingin mendapatkan keadilan. Setidaknya ini dijelaskan secara gamblang. Apa motif sesungguhnya pembunuham Sisca ini," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.