Survei Pol Tracking: Menpora Roy Suryo, Disukai Sekaligus Dibenci Publik
tingkat ketidakpuasan terhadap Menpora juga lebih tinggi, sekitar 30 persen, 40 persennya banyak yang menjawab tidak tahu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei lembaga Pol Tracking Institute menempatkan nama Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo sebagai menteri yang kinerjanya cukup memuaskan publik.
"Berdasarkan tingkat kepuasan publik, Roy relatif tinggi dibanding menteri lainnya, meskipun persentasenya kecil 21,63 persen,"ujar Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yuda dalam pernyataannya, Senin(21/10/2013).
Meskipun demikian, tingkat ketidakpuasan terhadap Menpora juga lebih tinggi, sekitar 30 persen, 40 persennya banyak yang menjawab tidak tahu.
Survei dilakukan pada 13-23 September 2013 secara serempak di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel 2.010 responden.
Margin of error diperkirakan sekitar 2,19 persen. Penarikan sampel survei menggunakan metode multi stage random sampling, dan pengambilan data melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner.
Apresiasi publik terhadap kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga di bawah komando Roy Suryo terasa lebih tinggi daripada sebelumnya.
Hal itu disebabkan beberapa prestasi dunia olahraga yang tak bisa disanggah, seperti kebangkitan cabang sepak bola, bulutangkis dan karate.
Pada sisi lain penyelenggaraan Islamic Solidarity Games pun sukses.
"Di tangan Menpora, konflik PSSI juga dapat diakhiri. Jadi, wajar kalau tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Menpora cukup baik," kata pengamat politik dari Point Indonesia, Karel Susetyo.
Sayangnya, keberhasilan tersebut tidak diikuti dengan prestasi pembinaan pemuda. Masalah terkait kepemudaan banyak yang terbengkalai. Yang paling mengkhawatirkan adalah konflik internal Komite Nasional Pemuda Indonesia.
"Sampai sekarang konflik tersebut masih jadi pekerjaan rumah bagi Kemenpora," tegasnya.
Belum lagi lanjut Karel, masalah-masalah sosial yang terkait dengan kepemudaan semacam tawuran pelajar, geng motor, dan wabah narkoba.
Menurut Karel, tentunya, Kementerian Pemuda dan Olahraga harus bekerja sama dengan kementerian lainnya.
"Tapi tetap saja Kemenpora yang harus menjadi avant garde," tutup Karel.